SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Gagasan tak biasa datang dari seorang mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil membawa pulang dua penghargaan sekaligus pada Pekan Kesejarahan Universitas Diponegoro. Ia meraih juara pertama esai dan juara kedua infografis setelah menyajikan sudut pandang yang berani yakni menghidupkan kembali sistem politik Majapahit untuk menjawab persoalan geopolitik di Laut Natuna pada 11 November 2025 lalu. Ia adalah Abdulah Muhammad Irsyad S., mahasiswa Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.
“Temanya maritim. Saya mengusung Wiyata Mandala untuk konflik Natuna dan Panglima Laot untuk isu penangkapan ikan. Alhamdulillah, menang dua-duanya,” ujarnya, Senin (17/11/2025).
Dalam esai pemenangnya, ia menyodorkan pendekatan soft diplomacy berbasis konsep Majapahit yang dikenal sebagai Wiyata Mandala. Menurutnya, pendekatan non militer seperti budaya, bahasa, dan simbol-simbol sosial dapat memperkuat posisi Indonesia di kawasan yang terus menjadi grey conflict zone.
“Pendekatan ini bisa mempertegas kedaulatan tanpa senjata,” katanya. Ia memasukkan beberapa contoh kasus, termasuk aktivitas ilegal Tiongkok, untuk menguatkan argumentasinya.
Tak berhenti di esai, karya infografisnya juga mencuri perhatian dewan juri. Di sana ia menyoroti sistem Panglima Laot, aturan adat Aceh yang membatasi waktu melaut guna menjaga keberlanjutan ekosistem.
“Intinya mengatur ritme melaut supaya ikan punya ruang berkembang. Panglima Laot menjadi hakim bagi para pelanggar,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa pengetahuan lokal kerap menyimpan solusi yang tak kalah relevan dibanding teknologi modern. “Budaya dan kearifan lokal bisa jadi fondasi penting untuk menjawab tantangan hari ini,” ujarnya menutup.(*)
Kontributor: PKIP
Editor: Abdel Rafi
