
BLITAR, CAKRAWARTA.com – Pondok Pesantren Maftahul Uluum Jatinom, salah satu pesantren tertua di Blitar yang berdiri sejak 1868, menorehkan capaian baru. Pada Senin (17/11/2025), pesantren ini resmi menuntaskan proses verifikasi daring sebagai kandidat penerima Penghargaan Eco Pesantren Jawa Timur, sebuah langkah penting menuju pengakuan atas komitmen mereka dalam pengelolaan lingkungan.
Verifikasi yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur menilai sejumlah aspek, mulai dari manajemen kebersihan, pengelolaan sampah, ruang terbuka hijau, sanitasi, hingga integrasi budidaya anggur dan peternakan domba. Model closed-loop yang memanfaatkan limbah kotoran domba sebagai pupuk organik untuk kebun anggur menjadi sorotan utama tim penilai.
“Pengelolaan limbah dan ruang hijau di sini sangat baik, ditambah inovasi budidaya anggur yang memakai pupuk organik dari peternakan domba,” ujar Mita Triani, Penyuluh Lingkungan Hidup DLH Jatim yang memimpin verifikasi.
Proses penilaian turut dihadiri Wakil Pengasuh Ponpes Jatinom, Ahmad Khubby Ali Rohmad beserta tim eco pesantren, serta Kabid Peningkatan Kapasitas Lingkungan DLH Blitar, Hakim Catur.
Menurut Gus Bobby -sapaan akrab Ahmad Khubby- komitmen lingkungan adalah bagian dari praktik keislaman dalam kehidupan sehari-hari. “Santri bukan hanya belajar kitab, tetapi juga mengamalkan nilai kebersihan, keseimbangan alam, hemat energi, dan pengelolaan sampah. Itu semua bagian dari ajaran Islam,” ujarnya.
Pesantren yang menaungi pendidikan MTs dan MA berbasis salafiyah ini memang menonjol dalam inovasi lingkungan. Salah satu unggulannya adalah budidaya 190 varietas anggur dari 20 negara, ditambah empat varietas lokal yang tengah diuji kelayakannya di Kementerian Pertanian. Budidaya anggur tersebut tidak hanya menjadi sumber produksi, tetapi juga media pembelajaran santri dalam memahami teknologi pertanian modern.
Integrasi domba-anggur menjadikan pesantren ini memiliki sistem pertanian berkelanjutan yang efisien. Limbah peternakan dikelola menjadi pupuk, sementara kebun anggur menjadi laboratorium hidup bagi ratusan santri.
“Yang kami kejar bukan semata-mata penghargaan. Yang jauh lebih penting adalah tumbuhnya kesadaran dan praktik ekologis yang berkelanjutan,” lanjut Gus Bobby.
Maftahul Uluum Jatinom menjadi satu-satunya pesantren asal Blitar yang lolos ke tahap penilaian tingkat provinsi. Capaian ini menguatkan peran pesantren sebagai pusat pendidikan agama sekaligus pionir gerakan lingkungan dan pengembangan life skill bagi generasi muda.
Dengan rekam inovasi dan komitmen hijau yang kuat, pesantren ini berpeluang besar meraih penghargaan Eco Pesantren Jatim dan bisa menjadi model bagi pesantren lain untuk membangun kultur peduli lingkungan.(*)
Kontributor: Cak Edy
Editor: Abdel Rafi



