SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Suasana lapangan Al-Akbar Mini Soccer, kawasan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya (MAS), mendadak riuh Selasa (14/10/2025) malam. Bukan karena laga besar, melainkan karena kehadiran sosok legendaris yaitu M. Zain Al-Hadad, atau yang akrab disapa Coach Mamak, seorang legenda Timnas Indonesia dan mantan bintang Niac Mitra Surabaya.
Malam itu, sang legenda ikut turun gelanggang dalam gelaran “Al-Akbar Ngaji Soccer” episode ke-11. Kegiatan yang memadukan ngaji, khotmil Qur’an, dan mini soccer ini rutin digelar untuk menanamkan nilai sportivitas dan spiritualitas pada para santri.
“Rasanya bahagia sekali. Saya dikenalkan teman-teman wartawan ke Gus Helmy yang membina para santri luar biasa ini dimana mereka ngaji, tapi juga jago main bola. Semoga kegiatan seperti ini terus berlanjut dan makin sukses,” ujar Coach Mamak dengan senyum lebar selepas laga.
Meski usia tak lagi muda, aksi Coach Mamak di lapangan tetap memukau. Turun memperkuat tim Waras FC (Wartawan Asli) melawan Ngaji Soccer FC, ia sukses mencetak dua gol cantik yang salah satunya hasil umpan matang dari Fiqih Arfani.
“Usianya boleh senior, tapi tekniknya masih luar biasa. Sentuhannya halus, umpan-umpannya cerdas. Golnya tadi benar-benar berkelas, penempatan bola yang tenang dan akurat,” puji Hermawan Priyono, salah satu pemain Waras FC.
Turnamen segi empat malam itu mempertemukan empat tim: Waras FC, Jurnalis Dewan (Judes FC), Al-Akbar SC, dan Ngaji Soccer FC. Namun, sorotan utama tetap tertuju pada kebersamaan para jurnalis, santri, dan para legenda bola yang bermain satu lapangan dalam suasana penuh canda dan silaturahmi.
Humas MAS, H. Helmy M. Noor, yang akrab disapa Gus Helmy, menyampaikan apresiasi khusus atas dukungan sang legenda.
“Santri-santri Ngaji Soccer di sini pasti bangga bisa main dan foto bareng Coach Mamak. Ini bukan cuma soal sepak bola, tapi tentang semangat, keteladanan, dan inspirasi,” ujarnya.
Tak hanya Coach Mamak, malam itu juga hadir mantan pemain Timnas asal Surabaya, Evan Dimas. Ia ikut bermain sekaligus memberikan motivasi kepada para santri agar terus menyeimbangkan antara ilmu, iman, dan olahraga.
“Ngaji Soccer bukan sekadar main bola, tapi wadah silaturahmi dan dakwah dengan bahasa olahraga,” tuturnya menutup malam penuh makna itu. (*)
Kontributor: MAS
Editor: Abdel Rafi
