Tuesday, April 30, 2024
HomeSains TeknologiKesehatanTerapi Akupuntur Membantu Atasi Problem Infertilitas Pasutri

Terapi Akupuntur Membantu Atasi Problem Infertilitas Pasutri

ilustrasi terapi akupuntur. (foto: istimewa)

SURABAYA – Infertilitas merupakan salah satu masalah kesuburan dimana kehamilan tidak terjadi dalam kurun waktu satu tahun pada pasangan yang sudah melakukan hubungan intim secara teratur tanpa menggunakan alat kontrasepsi apapun.

Infertilitas tidak hanya terjadi pada perempuan, tetapi juga pria. Penanganan infertilitas pada pasangan suami istri selalu disesuaikan dengan penyebabnya.

Namun, ternyata terapi akupunktur dapat menjadi salah satu alternatif untuk membantu mengoptimalkan performa sistem reproduksi yang dapat menunjang penanganan infertilitas tersebut.

Terkait hal tersebut, dokter spesialis akupuntur Universitas Airlangga, dr. Ario Imandiri, SpAk, menjelaskan manfaat serta peranan dari akupunktur untuk mengatasi permasalahan kasus infertilitas. Menurutnya, infertilitas jika ditinjau dari pengobatan tradisional secara TCM, tidak ada perbedaan spesifik dengan ilmu konvensional dan akan mendapat terapi sesuai dengan penyebabnya.

“Dalam TCM nantinya akan melihat sindrom dari pasien itu sendiri, contoh dalam TCM ada sindrom defisiensi qi pada ginjal, defisiensi limpa, ekses api hati dan sebagainya. Kemudian perawatan terapinya akan mengacu pada sindromnya,” ujar Ario.

Ario menambahkan bahwa teknik akupunktur dapat meningkatkan keberhasilan dari proses kehamilan berbantu seperti program bayi tabung atau IVF.

“Diketahui bahwa program bayi tabung sendiri tidaklah murah, dan bahkan ada yang beberapa kali masih gagal. Oleh karena itu perlu persiapan yang baik sedari awal. Dalam hal ini terapi akupunktur juga bisa membantu,” jelasnya.

“Sejauh ini menurut pengalaman, untuk pasien yang datang dengan tujuan perawatan akupunktur sebagai persiapan untuk IVF, semuanya memiliki hasil yang bagus setelah diterapi akupunktur dan menunjukkan keberhasilan,” tambahnya.

Menurut Ario, akupunktur sendiri memiliki beberapa manfaat. Jika pada wanita beberapa di antaranya adalah dapat memperbaiki hormon reproduksi, mempersiapkan kualitas telur dan kesiapan rahim.

Untuk laki-laki, menurut Ario, dapat memperbaiki hormon reproduksi, meningkatkan stamina dan kualitas sperma, sehingga sperma bisa lebih baik lagi dan membuat kualitas janin akan menjadi lebih baik.

“Terapi juga bisa ditambahkan dengan metode tambahan seperti moksibusi dan elektrostimulator sebagai penunjang tambahan sesuai sindrom pasien,” tukasnya.

Untuk lama perawatannya, Ario menyarankan waktu 6 bulan sebelum dilakukannya proses kehamilan berbantu.

“Jika kita hendak membuat atau merangsang suatu telur ataupun sperma, maka dari awal pembuatan di tubuh hingga siap untuk membuahi maka sperma atau telur membutuhkan waktu sebaiknya 6 bulan. Tapi minimalnya 3 bulan. Tinggal kita meningkatkan kualitasnya,” paparnya.

Menurut Ario, selama menjalani terapi atau program penanganan infertilitas, pasien disarankan memperbaiki gaya hidup.

“Seperti menjaga nutrisi dan mengatur diet yang disesuaikan dengan sindrom. Lalu olahraga, menurunkan berat badan, berjemur jika pasien memiliki sindrom dingin, menghindari stres, serta mengatur pola tidur,” saran Ario sekaligus mengakhiri keterangannya.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular