Wednesday, April 24, 2024
HomeSains TeknologiKesehatanYuk Kenalin Apa Itu Polycystic Ovary Syndrome

Yuk Kenalin Apa Itu Polycystic Ovary Syndrome

ilustrasi Polycystic Ovary Syndrome. (foto: istimewa)

SURABAYA – Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) sempat menduduki jajaran trending di Twitter beberapa waktu yang lalu. Berkaitan dengan hal itu, dosen Spesialis Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Dr. Sri Ratna Dwiningsih, dr., SpOG (K) memberikan edukasi seputar definisi, gejala, penyebab, pengobatan, dan pencegahannya.

“PCOS atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Sindroma Ovarium Polikistik (SOPK) adalah kelainan endokrin yang banyak ditemukan pada wanita usia reproduksi. Prevalensi PCOS diperkirakan 4 sampai 12 persen pada wanita usia reproduksi,” terang Sri.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa PCOS dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker endometrium, diabetes melitus, dislipidemia, hingga penyakit kardiovaskular.

Sri memaparkan bahwa kriteria diagnosis PCOS sendiri sebenarnya bermacam-macam. Misalnya kriteria Rotterdam untuk diagnosis PCOS pada wanita usia dewasa, kriteria AES 2006 untuk diagnosis PCOS pada wanita usia remaja, dan lain sebagainya.

Akan tetapi, secara umum terdapat beberapa tanda-tanda PCOS. Pertama yaitu ditandai dengan gangguan menstruasi hingga gangguan kesuburan. Kedua yaitu tingginya hormon androgen.

Tingginya hormon androgen ini, kata Sri, memiliki beberapa ciri-ciri. Pertama yaitu hirsutisme atau pertumbuhan rambut halus yang berlebihan di tangan atau kaki. Kedua yaitu tumbuhnya kumis atau jenggot. Ketiga yaitu banyaknya sel telur kecil-kecil di tepi indung telur yang tampak seperti kalung mutiara jika melakukan pemeriksaan ultrasonografi transvaginal.

“Sampai saat ini penyebab pasti PCOS belum diketahui. Beberapa sumber menyebutkan bahwa PCOS terjadi karena interaksi antara faktor genetik dan lingkungan,” jelas Sri.

Faktor-faktor yang berisiko menjadi penyebab PCOS misalnya obesitas, kurang aktivitas fisik, riwayat keluarga dengan PCOS, hingga paparan intra uterin di dalam rahim. Selain itu, bahan kimia yang ada di lingkungan sekitar seperti bisphenol A, dioxins dan triclosan diduga dapat mengganggu sistem endokrin dan berisiko menyebabkan PCOS.

Sri menjelaskan bahwa prinsip pengobatan PCOS adalah mengatur menstruasi dan menginduksi ovulasi. Menginduksi ovulasi ini dilakukan jika diinginkan adanya kehamilan serta mencegah efek jangka panjang dari PCOS.

Prinsip pengobatan PCOS tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara. Pertama yaitu memperbaiki gaya hidup dengan memperbanyak makanan berserat, membatasi konsumsi makanan berlemak dan tinggi gula, dan rutin berolahraga. Kedua yaitu dengan terapi hormon, misalnya dengan menggunakan pil kontrasepsi. Ketiga, jika diperlukan dapat diberikan insulin sensitizing drug.

Terakhir, Sri menjelaskan cara pencegahan PCOS. “PCOS dapat dicegah dengan cara memperbaiki gaya hidup dan menghindari bahan bahan kimia yang diduga mempunyai efek mengganggu sistem endokrin reproduksi seperti bisphenol A, dioxins, dan triclosan,” tutup Sri.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular