JAKARTA – Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean menilai pernyataan Jusuf Kalla (JK) tentang bangsa Indonesia yang bisa mengalami masalah jika tidak memperpanjang operasi PT Freeport di Papua tidak etis dan sangat tidak layak diucapkan oleh seorang Wakil Presiden (Wapres) yang telah bersumpah untuk membela dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia dan melaksanakan undang – undang dengan penuh tanggung jawab.
“Apa yang disampaikan oleh Wapres tersebut cenderung sangat bertolak belakang dengan sumpah untuk melindungi segenap tumpah darah Indonesia. Jika bicara tentang resiko investasi dan ekonomi, Wapres sah-sah saja menyampaikan kondisi yang faktual tapi tidak yang melemahkan daya negosiasi kita terhadap Freeport,” ujar Ferdinand kepada tim cakrawarta.com di Jakarta, Jumat (11/12).
Ferdinand menilai tidak bisa menerima dengan akal sehat dimana JK justru menempatkan bangsa Indonesia sebagai bangsa lemah yang harus tunduk pada asing (Freeport) daripada bermasalah.
“Ini logika mental inlander yang takut pada asing. Saya pikir Jusuf Kalla harus menarik ucapannya dan minta maaf pada bangsa ini,” tegas Ferdinand.
Menurut Ferdinand, JK harusnya paham bagian mana yang bisa disampaikan ke publik dan bagian mana yang harus jadi rahasia dapur sebuah negara. Karena jika tidak akan menyulitkan bangsa Indonesia saat melakukan negosiasi.
“Sungguh ini langkah ceroboh dari seorang Wapres. Mestinya dalam situasi dan kondisi seperti ini, JK harus menekan Freeport agar mengalah pada keinginan bamgsa Indonesia, dan bukan malah memaksa Indonesia tunduk pasrah terhadap Freeport dengan alasan bisa bermasalah. Sekali lagi kami sampaikan, Wapres harus menarik ucapannya dan meminta maaf pada bangsa Indonesia,” pungkas Ferdinand.
(bti)