Ada syarat dan ketentuan yang berlaku bagi setiap bentuk kegiatan di ruang publik, apalagi yang mengundang perhatian massal. Kepolisian punya hak menilai dan memberikan catatan atau rekomendasi pada penyelenggara jika dipandang perlu.
Sepak bola Indonesia pada laga tertentu misalnya. Atau kegiatan aksi unjuk rasa entah mahasiswa, buruh, ormas atau apapun, kenapa aparat keamanan dikerahkan dan disiagakan dalam jumlah cukup besar? Ya karena ada potensi gangguan keamanan serius yang harus diantisipasi dan kemungkinan terburuk harus dapat dihindari.
Ingat, Polri memiliki kewajiban memelihara dan menegakkan keamanan dan ketertiban masyarakat. Jadi, dilibatkan secara langsung atau tidak, tanggung jawab itu tetap melekat.
Nongkrong di viaduk itu bisa merupakan pelanggaran Undang-Undang Perkeretaapian. Dan memastikan aturan dipatuhi, tak ada pelanggaran, pun melakukan tindakan pencegahan baik secara lunak maupun keras, mestinya jadi salah satu tugas polisi kan? Apalagi itu jelas-jelas mengancam keselamatan.
Selain itu, jika dipandang perlu, kereta yang akan melintas bisa saja ditahan sebentar di stasiun terdekat, sembari menunggu warga yang nongkrong di viaduk itu bisa dihalau dan jalur sepenuhnya aman dilalui.
Polri bukanlah sebuah badan usaha jasa pengamanan. Dia adalah aparatur negara, pelayan publik. Dalam tragedi di Surabaya ini tak patut lepas tangan.
Kegiatan yang menjadi rangkaian peringatan Hari Pahlawan di Surabaya itu kabarnya telah mengantongi izin. Itu membuktikan penyelenggara telah berkomunikasi dengan pihak Polri.
Bahwa kemudian tak ada koordinasi yang intensif, bagi saya agak aneh juga jika Polri tak proaktif atau bahkan pasif mendiskusikan upaya pengamanannya. Apalagi ini adalah untuk ketiga kalinya acara ini digelar.
Maka, selain mendalami dugaan kelalaian dan atau pelanggaran hukum oleh penyelenggara, Polri harus segera melakukan evaluasi etika profesi terhadap pimpinan satuan kewilayahan dan unit-unit yang bertanggung jawab di lapangan.
Ada banyak pertanyaan hari ini yang harus dijawab. Ada banyak dugaan yang harus dibuktikan. Sungguh, ini pelajaran seharga nyawa. Sangat mahal!
Surabaya, 10 November 2018
KHAIRUL FAHMI
Direktur Eksekutif Institute for Security and Strategic Studies (ISESS)