Tuesday, April 30, 2024
HomePolitikaSoal Akun Twitter Berbayar, Pakar: Hasrat Perwujudan Sistem Technopoly Elon Musk

Soal Akun Twitter Berbayar, Pakar: Hasrat Perwujudan Sistem Technopoly Elon Musk

ilustrasi twitter blue. (foto: the guardian)
ilustrasi twitter blue. (foto: the guardian)

SURABAYA – Sejak menjadi bos baru perusahaan platform media sosial Twitter, Elon Musk yang dikenal sebagai sosok nyentrik dan kerap menimbulkan sensasi kembali membuat jagat maya khususnya pengguna Twitter gusar. Pasalnya, Elon Musk memunculkan layanan resmi berbayar yang diberi nama Twitter Blue yakni pemberlakuan biaya bagi pemilik akun Twitter bercentang biru sebesar US$8 atau hampir Rp 126ribu dan merupakan biaya bulanan.

Menurut Pengamat Politik Digital Febby Risti Widjajanto melihat bahwa upaya yang dilakukan Elon Musk adalah bagian dari politik digital. Elon dengan sekuat tenaga berusaha agar dirinya bisa mewujudkan sistem technopoly, dimana ia bisa memiliki sebuah sistem kontrol informasi baik berupa data statistik atau opini atas ruang sosial yang bernama Twitter.

“Kepemilikan kontrol ini digapai dengan berbagai percobaan-percobaan yang terobsesi dari pandangan deterministik yang melihat bahwa relasi sosial manusia dapat diubah dan dibentuk melalui pengubahan dalam kalkulasi-kalkulasi teknis dari sebuah mesin yang dipakai sehari-hari,” ujarnya pada media ini, Selasa (22/11/2022).

Dosen pengampu mata kuliah Politik Digital FISIP Universitas Airlangga tersebut menambahkan bahwa dalam yang harus diperhatikan tentu dampak adanya migrasi penggunaan terhadap twitter sendiri dimana kelompok pengguna akan berupaya untuk mencari alternatif platform microblogging lain dengan model komunikasi yang lebih terdesentralisasi (decentralised) seperti aplikasi Mastodon. Namun di sisi lain, mereka yang cenderung masih mengamati langkah Elon Musk akan bersikap lebih kritis dan cermat.

“Kita juga harus melihat ini dalam konteks ekonomi pasar. Artinya, permintaan dan penawaran akan bertemu secara dinamis. Seiring dengan dampak negatif yang tampaknya terlihat jelas, dampak positif yang dirasakan Twitter juga bukan berarti menjadi tidak ada sama sekali karena perkembangannya pun masih sangat dinamis,” pungkasnya.

(bus/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular