Sunday, May 5, 2024
HomeSains TeknologiSiap Bersaing Dengan Produk Luar Negeri, Unair Ajak Swasta Buat Charging Station...

Siap Bersaing Dengan Produk Luar Negeri, Unair Ajak Swasta Buat Charging Station Kendaraan Listrik  

Tampak dua teknisi tengah menguji coba BANGGA atau Barata-Airlangga Electric Vehicle Charging Station yang merupakan produk dalam negeri hasil kerjasama antara Unair dan salah satu BUMN. (foto: ist)

SURABAYA – Universitas Airlangga melalui Fakultas Tekonologi Maju dan Multidisiplin berhasil menciptakan alat pengisi daya untuk kendaraan listrik bernama BANGGA yang merupakan akronim dari Barata-Airlangga Electric Vehicle Charging Station.

BANGGA merupakan hasil kerja sama antara FTMM Unair dengan PT Barata Indonesia melalui skema Matching Fund tahun 2023.

PT Barata Indonesia sendiri merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang industri manufaktur. Dalam pembuatan produk BANGGA ini, kedua pihak saling memberikan dukungan penuh satu sama lain. FTMM Unair memberikan kontribusi dalam bidang penelitian serta pengembangan elektronik dan software. Sedangkan PT Barata Indonesia (Persero) memberikan kontribusi dalam bidang produksi.

“Kerja sama antara kedua pihak ini berhasil mempercepat proses hilirisasi produk BANGGA. Pembuatan produk ini juga melibatkan multidisiplin ilmu yang ada di FTMM, yaitu teknik elektro, teknik industri, sains data, robotika, dan nanoteknologi,” terang Dr. Agus Mukhlisin, ST., MT., selaku ketua peneliti.

Agus menjelaskan bahwa BANGGA merupakan charging station kendaraan listrik yang telah dilengkapi dengan aplikasi mobile phone. Aplikasi tersebut memiliki beberapa fitur mulai dari pelacakan lokasi charging station beserta detail informasinya, scan QR code verifikasi, riwayat pengisian daya, Bluetooth, dan monitoring status. Melalui fitur-fitur tersebut, pengguna akan lebih mudah memahami dan memantau penggunaan charging station BANGGA.

“Selain aplikasi, BANGGA ini juga merupakan produk lokal yang memiliki tingkat kandungan dalam negeri yang lebih baik. Teknologinya kita kuasai dalam negeri sehingga untuk pelayanan dan ketersediaan spare part-nya sudah tersedia di pasar Indonesia. Jadi, customer service akan lebih cepat dan responsif daripada produk buatan luar negeri lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, dosen program studi teknik elektro FTMM Unair itu mengakui bahwa pembuatan produk itu tidak lepas dari berbagai tantangan. Ia mengatakan, charging station kendaraan listrik buatan luar negeri sudah banyak beredar di Indonesia. Mereka menawarkan berbagai fitur dan harga yang cukup kompetitif. Dengan begitu, tantangan yang BANGGA hadapi saat ini adalah masalah harga.

“Jumlah produksi kami masih sedikit dan kepastian pasar juga belum terdefinisi sehingga harga pokok produksi cukup tinggi dibanding kompetitor lainnya. Namun kami optimis, BANGGA akan bisa bersaing di market Indonesia karena memiliki value proposition yang tidak ada pada produk luar yaitu terintegrasi aplikasi mobile phone dan support technical lokal,” ujarnya.

Karena itu, Agus berharap FTMM Unair dan PT Barata Indonesia dapat segera memproduksi produk BANGGA lebih banyak dan mengedarkannya di pasar Indonesia. Dengan demikian, persebaran dan jaringan BANGGA akan makin luas. Ketika jaringan produk BANGGA sudah kuat dan luas, maka BANGGA dapat bersaing dengan kompetitor atau produk buatan luar negeri lainnya.

“Dengan begitu, produk hasil research FTMM dan PT Barata Indonesia ini dapat bermanfaat langsung kepada masyarakat yang membutuhkan. Selain itu, peningkatan persebaran infrastruktur charging station ini akan mendukung kecepatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Jadi, kendaraan-kendaraan di Indonesia bisa ramah lingkungan,” pungkas Agus.

(pkip/mar/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular