
SUMENEP, CAKRAWARTA.com – Laut Masalembu siang itu tampak tenang. Angin menyapu lembut perkampungan nelayan di Desa Sukajeruk. Namun siapa sangka, di balik tenangnya gelombang, sebuah bahaya besar tengah mengintai: 35 kilogram narkotika jenis sabu-sabu siap edar, teronggok dalam karung mencurigakan di bibir pantai.
Warga desa geger. Karung misterius itu ditemukan tanpa pemilik, terdampar begitu saja. Bukan barang biasa—terlihat terbungkus rapi, disegel seperti barang kiriman, tapi isinya justru mengguncang: kristal haram yang bisa menghancurkan masa depan ribuan anak bangsa.
Menyadari potensi bahaya, warga bergegas mendatangi Koramil Masalembu. Tiga prajurit—Serka Yohanes, Serda Bambang, dan Koptu Yunus—bergerak cepat. Tak ada waktu menunggu. Mereka langsung menyusun langkah, menghubungi Polsek setempat, lalu menuju lokasi yang dilaporkan warga.
“Insting kami langsung bicara. Barang ini tidak biasa,” ujar Koptu Yunus, Jumat (30/5/2025). “Begitu kami bongkar, jelas terlihat: ini sabu, dalam jumlah yang tak main-main.”
Sebanyak 35 kilogram narkotika jenis sabu, dikemas dalam puluhan bungkus, rapi, terorganisir. Diduga kuat bagian dari jaringan penyelundupan lintas pulau yang kerap memanfaatkan jalur laut di kawasan kepulauan seperti Masalembu—jauh dari radar, minim pengawasan.
Namun tidak hari itu. Karena di pulau terpencil nan sunyi ini, masih ada mata elang penjaga negeri yang tak pernah lelah mengawal kedaulatan dan keselamatan masyarakatnya.
Setelah memastikan keamanan lokasi, barang haram itu langsung diamankan dan diserahkan ke Kepolisian untuk proses hukum lebih lanjut.
“Kami hanya menjalankan tugas. Tapi ini juga soal tanggung jawab moral. Narkoba bukan sekadar kejahatan—ia adalah ancaman masa depan bangsa,” tegas Koptu Yunus.
Aksi ketiga prajurit ini menjadi simbol ketegasan dan kesigapan aparat di daerah terluar. Di tempat yang jauh dari sorotan, mereka menunjukkan bahwa penjagaan terhadap negara tak pernah mengenal batas—baik daratan maupun lautan.
Dalam sunyi Masalembu, tiga prajurit telah membuat perbedaan besar: menyelamatkan generasi, dan menegakkan marwah Indonesia.
(Arwang/Rafel)