JAKARTA – Beberapa perusahaan asing dari Jepang, Korea Selatan dan Amerika Serikat memilih hengkang atau melakukan PHK besar-besaran. Hal tersebut menjadi perhatian Ketua Umum Presidium Sekber Indonesia Berdaulat, Ali Mahsun.
Menurut Ali, apa yang dilakukan perusahaan besar asing itu bisa menjadi warning politik rezim Jokowi-JK dan menghantui perekonomian Indonesia.
“Sinyal kuat langkah yang sama juga akan dilakukan perusahaan asing lainnya. Ada apa dengan Indonesia? Apa yang sedang terjadi?” ungkap Ali Mahsun, Jumat (5/2/2016).
Ali meminta Pemerintah harus tanggap dalam menangani gelombang PHK besar-besaran yang dilakukan beberapa perusahaan asing. Demikian juga terhadap hengkangnya Ford Indonesia, Panasonic dan Thosiba. Bukan saja dapat sebabkan membludaknya pengangguran yang akan perburuk stabilitas sosial politik nasional, lebih dari itu, hal itu akan berdampak pada kepercayaan dunia internasional terhadap Indonesia khususnya mengenai iklim ekonomi.
“Kondisi ini sangat berbahaya bagi Indonesia. Oleh karena itu harus segera dihentikan,” tegas tokoh yang juga Ketua Umum DPP APKLI itu.
Ali menambahkan ada berbagai analisis yang muncul atas fenomena ini. Ada yang menilai akibat ketidakperpihakan Paket Ekonomi 1-9 rezim Jokowi-JK terhadap investor lama, dan hanya sediakan karpet merah kepada pendatang baru yakni investor China, yang bisa saja hanya berikan harapan palsu terhadap Indonesia. Bahkan mantan Menteri Keuangan, Fuad Bawazier menilai sebagai realitas persaingan global biasa dan akibat regrouping yang harus dilakukan untuk merespon MEA dan pasar bebas lainnya.
“Apakah benar an sich akibat kalah bersaing? Namun yang pasti, Sekber Indonesia Berdaulat berpandangan kenyataan tersebut merupakan peringatan keras atau warning terhadap rezim Jokowi-JK,” pungkas Ali.
(am/bti)