SURABAYA – Permainan lawas lato-lato atau biasa dikenal dengan istilah etek-etek karena bunyinya identik dengan nama populer tersebut, ternyata kini tengah mencuat dan menjadi tren. Di tengah hiruk-pikuk kehadiran games online, permainan etek-etek mampu menggait perhatian anak-anak dan digemari sehingga di hampir banyak titik khususnya di Surabaya anda akan menemui anak-anak bermain etek-etek bersama temannya dan para penjual mainan anak-anak tetiba membanjir yang menjualnya.
Etek-etek adalah permainan yang terbuat dari bahan plastik polimer. Permainan tersebut terdiri dari dua bandulan pendulum yang disambungkan oleh seutas tali atau benang nilon. Lalu, di bagian tengah tali terdapat sebuah cincin yang berfungsi sebagai pegangan untuk menggerakan kedua bandulan tersebut.
Cara kerja permainan ini adalah dengan membenturkan kedua bandulan tersebut sehingga menimbulkan suara konstan beruntun ‘tek-tek-tek’. Dalam hal ini, kelihaian seseorang dalam memainkan permainan tersebut dilihat ketika orang tersebut dapat mempercepat benturan kedua bandulan dalam posisi stabil.
Menurut informasi, permainan etek-etek berasal dari Argentina, Amerika Latin. Permainan tersebut berasal dari kata bolas atau boleadora yaitu alat berburu primitif yang dibuat untuk menangkap hewan dengan menjerat kaki atau sayap mereka. Lato-lato menjadi senjata paling terkenal yang digunakan oleh pemburu atau gaucho di Amerika Selatan.
Menurut sejarawan Universitas Airlangga Ikhsan Rosyid Mujahidul Anwari, manusia berperan sebagai homo ludens atau mahkluk yang suka bermain dan selalu memiliki permainan tren di setiap eranya. Dalam hal ini, tren permainan anak-anak maupun dewasa akan mengikuti perkembangan ekonomi dan zaman.
“Masing-masing zaman atau era selalu punya zeitgest atau yang kita sebut sebagai jiwa zaman. Kebetulan, sekarang permainan ini. Siapa yang menyebabkan permainan tersebut populer, salah satunya produsen media permainan anak dan saya kira hal ini akan berulang pada waktu mendatang,” paparnya pada media ini, Selasa (3/1/2023).
Ikhsan menjelaskan bahwa kepopuleran permainan ini sangat dipengaruhi dengan adanya media teknologi yang membuat permainan tersebut dikenal oleh banyak orang. Namun, kebertahanan sebuah permainan sangat ditentukan dengan kemunculan permainan-permainan berikutnya. Sehingga, permainan ini akan bertahan hingga permainan baru lainnya muncul dan menjadi tren di era selanjutnya.
Perihal nilai-nilai dalam permainan etek-etek, menurut Ikhsan semua permainan anak-anak memiliki nilai yang sama yaitu mengandung nilai pleasure, interaktif, dan kompetitif.
“Apalagi permainan ini viral setelah pandemi. Anak-anak bisa berinteraksi sehingga permainan tersebut menjadi media interaksi bagi mereka. Di samping itu, nilai kompetitif dalam permainan tersebut juga berkaitan dengan kemampuan atau skill mereka sehingga muncul perlombaan dan sebagainya,” tandasnya mengakhiri keterangan.
(mar/pkip/bti)
free free free dating sims free online japanese
adult free local dating beastiality dating canada