Thursday, November 13, 2025
spot_img
HomePolitikaPendidikan Tinggi di Persimpangan Arah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Ajak Kampus Kembali ke...

Pendidikan Tinggi di Persimpangan Arah, Menteri PPN/Kepala Bappenas Ajak Kampus Kembali ke Jalan Pembangunan

Menteri PPN/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy saat orasi ilmiah memperingati Dies Natalis ke-71 UNAIR di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C, Surabaya, Selasa (11/11/2025). (foto: Unair for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy mengajak dunia pendidikan tinggi untuk kembali meneguhkan peran strategisnya dalam pembangunan nasional. Seruan itu disampaikan dalam orasi ilmiah memperingati Dies Natalis ke-71 Universitas Airlangga (UNAIR), hari ini, Selasa (11/11/2025), di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C, Surabaya.

Dengan nada reflektif namun tegas, Rachmat mengingatkan bahwa perguruan tinggi bukan hanya tempat lahirnya ilmu pengetahuan, tetapi juga ruang pembentukan nilai dan karakter bangsa. Dalam pandangannya, masa depan universitas tak bisa dipisahkan dari arah pembangunan nasional yang tengah disusun dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.

“Ketika kita berbicara tentang masa depan pendidikan tinggi, sesungguhnya kita sedang berbicara tentang masa depan bangsa,” ujar Rachmat di hadapan ratusan sivitas akademika.

Rachmat memaparkan bahwa kebijakan pembangunan nasional lima tahun ke depan akan menempatkan pendidikan tinggi dalam posisi yang lebih strategis. Fokusnya meliputi peningkatan akses, relevansi kurikulum, mutu pembelajaran, serta penguatan riset dan inovasi.

Namun, ia mengingatkan bahwa potensi besar Indonesia belum seluruhnya terkelola secara optimal. “Indonesia memiliki lebih dari 320 ribu dosen, 8 ribu peneliti, dan 9 juta mahasiswa yang setiap tahun menghasilkan riset dan inovasi. Tantangan kita adalah bagaimana mengorkestrasi seluruh potensi besar ini agar ilmu dan inovasi benar-benar menyentuh kebutuhan pembangunan,” jelasnya.

Ia menekankan bahwa sinergi antar kampus, lembaga riset, dan sektor industri harus diperkuat agar hasil riset tidak berhenti di ruang laboratorium, melainkan hadir sebagai solusi nyata di tengah masyarakat.

Dalam kesempatan tersebut, Rachmat juga menyoroti sejumlah praktik baik riset dan inovasi nasional yang sudah mampu menembus batas akademik. Ia menilai kolaborasi antara perguruan tinggi dengan pemerintah daerah dan rumah sakit rujukan merupakan contoh konkret bagaimana sains dapat berdampak langsung pada masyarakat.

Ia menyinggung keberhasilan kampus tuan rumah dalam mengembangkan riset kesehatan, deteksi dini stunting, pengembangan vaksin, dan inovasi klinis, yang disebutnya sebagai model ideal kontribusi akademik bagi pembangunan manusia.

Selain di bidang kesehatan, universitas juga aktif memperkuat ekonomi biru dan teknologi akuakultur berbasis Internet of Things serta membangun ekosistem startup riset yang mulai memberi efek nyata bagi dunia usaha lokal.

“Inilah bukti bahwa riset dapat diterjemahkan menjadi kebermanfaatan. Bukan sekadar prestasi akademik, tapi kontribusi langsung bagi pembangunan,” tutur Rachmat.

Menutup orasinya, Rachmat Pambudy menegaskan keyakinannya bahwa masa depan pendidikan tinggi Indonesia akan ditentukan oleh keberanian berinovasi dan komitmen menjaga relevansi sosial ilmu pengetahuan.

Ia menyebut, dengan riset yang berkembang pesat, reputasi global yang meningkat, serta budaya akademik yang terus tumbuh, perguruan tinggi Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi mercusuar ilmu dan kemanusiaan di kawasan regional.

“Pendidikan tinggi harus kembali menjadi penuntun arah peradaban bangsa. Karena di situlah letak kekuatan sejati Indonesia menuju visi Indonesia Emas 2045,” pungkasnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular