
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Ketua Umum Partai Daulat Kerajaan Nusantara (PDKN), Rahman Sabon Nama, angkat suara soal kabar rencana pemerintah menggabungkan program bantuan sosial (Bansos) dengan penyuntikan vaksin tuberkulosis (TBC) yang masih dalam tahap uji coba. Rahman menyebut, wacana ini sangat meresahkan dan tidak bisa dibenarkan.
“Jangan jadikan rakyat kecil sebagai objek eksperimen medis. Bansos itu hak warga, bukan imbalan untuk disuntik vaksin percobaan,” ujar Rahman dalam pernyataannya, Jumat (9/5/2025).
Vaksin tersebut disebut-sebut merupakan produk eksperimen dari lembaga milik Bill & Melinda Gates Foundation. Indonesia sendiri diketahui menerima hibah dari Bill Gates senilai lebih dari 159 juta dolar AS, termasuk untuk sektor kesehatan dan sosial.
Rahman khawatir, niat baik di balik bantuan itu justru menimbulkan risiko baru bagi masyarakat miskin jika vaksin yang diberikan belum benar-benar aman.

“Kalau gagal, siapa yang tanggung jawab? Ini nyawa rakyat loh, bukan angka statistik,” ucapnya.
Ia juga menanggapi pernyataan Gubernur Jawa Barat Dedy Mulyadi yang sempat mengaitkan penerima Bansos dengan vaksinasi. Menurut Rahman, hal itu bisa memicu tekanan dan pemaksaan di lapangan.
PDKN menegaskan, mereka tidak anti-vaksin, tapi menolak keras praktik pemaksaan vaksin yang belum lolos uji penuh. Sebagai solusi, Rahman minta agar Bansos diberikan dalam bentuk uang tunai lewat transfer bank, atau berupa beras melalui distribusi Bulog.
“Bantu rakyat tanpa syarat. Jangan bungkus bantuan dengan eksperimen kesehatan. Kami siap berdiri membela rakyat jika ini tetap dipaksakan,” tutupnya. (*)
Editor: Abdel Rafi