JAKARTA – Merdeka atau mati. Mungkin itulah istilah yang tepat untuk menggambarkan perjuangan pasangan ganda putra Indonesia Muhammad Ahsan-Hendra Setiawan untuk mempersembahkan gelar juara pada perhelatan Total BWF Championship 2015. Bagaimana tidak, dari 4 semifinalis, Indonesia hanya mampu menempatkan 1 wakil di final Kejuaraan Dunia kali ini.
Ahsan-Hendra berhasil maju ke partai puncak setelah mengalahkan musuh bebuyutannya Lee Yong Dae-Yoo Yeon Seong 21 – 17, 21 – 19. Di babak final hari ini mereka akan menghadapi pasangan Cina, Qiu Zihan-Liu Xialong.
Secara head to head kedua pasangan ini berbagi angka 2-2. Namun 2 pertemuan terakhir dimenangkan pasangan Ahsan-Hendra walaupun semuanya melalui pertarungan sengit 3 set. Terakhir mereka bertemu di kejuaraan asia 2015, 21-18 , 11-21 , 22-20. Hal itu membuktikan bahwa kekuatan kedua pasangan ini seimbang.
Dari aspek stamina pasangan Cina lebih unggul karena mereka lebih muda dari pasangan Indonesia. Ahsan sudah berusia 28 tahun sedangkan Hendra sudah berkepala 3. Sedangkan Qiu Zihan dan Liu Xialong sama-sama berusia 26 tahun.
Untuk segi permainan pun pasangan Cina ini lebih agresif dari pasangan Indonesia. Ahsan-Hendra lebih mengandalkan smash dan penempatan bola sedangkan Qiu-Liu mengandalkan drive dan smash dengan rotasi antar pemain yang cukup cepat. Hendra dengan pengalaman dan ketenangnnya diharapkan menjadi nilai lebih dalam pertarungan kali ini.
Tentunya Ahsan-Hendra ingin memberikan kado terindah bagi bangsa Indonesia dalam momen hari kemerdekaan ke-70nya. Menjadi juara maka akan menyelamatkan muka Indonesia sebagai tuan rumah. Karena hanya keduanya harapan terakhir bangsa Indonesia untuk mempersembahkan gelar juara dunia di kandang sendiri.
(waj/bti)