Saturday, April 20, 2024
HomePendidikanMenyelami Kekayaan Perairan Tanah Air Bersama Akuakultur SIKIA Banyuwangi

Menyelami Kekayaan Perairan Tanah Air Bersama Akuakultur SIKIA Banyuwangi

Direktur SIKIA UNAIR Banyuwangi Prof. dr. Soetojo, Sp.U(K) (tengah) bersama Dr. Rahadian Indarto Susilo Sp.BS (K) (kanan) dan Dr. Mufasirin drh. M.Si dalam acara rapat internal SIKIA di Ruang Sidang Kampus Giri PSDKU Unair Banyuwangi, Jawa Timur beberapa waktu lalu. (foto: dokumen SIKIA)

SURABAYA – Dua pertiga luas wilayah Indonesia tepatnya sebesar 5,8 juta km² merupakan wilayah perairan dengan 81 ribu km garis pantai. Dengan lanskap seperti itu, mempertegas bahwa Indonesia memiliki potensi besar di bidang perairan yang besar.

Berdirinya Program Studi S1 Akuakultur Sekolah Ilmu Kkesehatan dan Ilmu Alam (SIKIA) Universitas Airlangga (Unair) Banyuwangi tak lepas dari permintaan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang tertuang dalam Surat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi No.276/E.E2/DT/2014 perihal Mandat Penyelenggaraan Program-program Studi baru di Luar Kampus Utama pada Universitas Airlangga di Banyuwangi, Jawa Timur.

Koordinator Program Studi Akuakultur SIKIA Unair Darmawan Setia Budi, S.Pi., M.Si., memaparkan bahwa program studi akuakultur dengan serius berkontribusi untuk meningkatkan potensi perairan di Indonesia lewat perkuliahan yang ada. Proses perkuliahan juga didukung dengan fasilitas lengkap yang menunjang perkuliahan secara luring, daring, maupun hybrid. Pelaksanaan praktikum dilaksanakan di laboratorium yang memiliki fasilitas alat yang lengkap yang dapat menunjang kemampuan hardskill.

“Selain itu praktikum juga dilaksanakan dengan field trip ke berbagai lokasi sesuai objek mata kuliah yang diajarkan, seperti ke Pulau Tabuhan, Pantai Pulau Merah, lokasi industri perikanan di Banyuwangi serta luar banyuwangi seperti Bali dan Situbondo,” jelas Darmawan pada media ini, Rabu (18/1/2023).

Menurutnya, rekam jejak prestasi prodi akuakultur telah banyak menghasilkan manuscript jurnal hasil penelitian dan juga luaran yang diaplikasikan ke masyarakat. Di antaranya adalah produksi ikan nila monoseks dan teknologi pakan mandiri ikan nila yang diterapkan di Polobete Fish Farm, Pinrang, Sulawesi Selatan hasil kolaborasi dengan Unhas dan BRIN; Klinik Kesehatan Ikan bekerja sama dengan Dinas Perikanan Banyuwangi, dan lain sebagainya

“Inovasi baru akan selalu lahir untuk menunjang kemajuan akuakultur baik secara lokal, nasional, maupun global,” imbuhnya.

Jenjang karir yang luas dan potensial dari prodi akuakultur mendukung para alumni untuk mendapatkan kesempatan kerja yang besar. Sebaran para alumni akuakultur sebagai ASN terafiliasi di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan Kabupaten Buleleng, dan Dinas Perikanan Provinsi NTB. Di perusahaan multinasional terafiliasi di PT. Suri Tani Pemuka, JALA Tech, E-Fisheries, dll. Sementara di taraf internasional terafiliasi di Long-line, WWF, dll.

Salah satu potret kegiatan Conservation International dan akuakultur SIKIA Unair Banyuwangi, Jawa Timur. (foto: dokumen SIKIA)

Fleksibilitas keilmuan juga ditunjukkan dengan adanya alumni yang bekerja di luar bidang keilmuan, seperti perbankan dan multimedia. Juga terdapat alumni yang kembali ke kampus mengabdi sebagai tenaga kependidikan dan dosen atau pengajar.

“Kami memberikan materi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan industri sehingga akan menunjang karir dan cita-cita yang diinginkan oleh mahasiswa,” pungkasnya.

(mar/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular