
SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Di balik lensa mikroskop, masa depan dirancang. Itulah semangat yang dibawa Universitas Airlangga (Unair) saat menggelar rangkaian Open House dan Workshop PUAPT-HA (Pusat Unggulan Antar Perguruan Tinggi – Health Autonomy) pada Selasa (20/5/2025) hingga Kamis (22/6/2025) besok. Tepat di momen Hari Kebangkitan Nasional, Unair mengundang publik untuk menyelami dunia riset kesehatan yang selama ini tersembunyi di balik tembok laboratorium.
Kegiatan ini bukan sekadar seremoni akademik. Ia adalah cermin dari tekad besar: bahwa Indonesia bisa mandiri dalam riset, dalam sains, dalam kesehatan. Dan semua itu bermula dari tempat-tempat yang senyap -laboratorium, instrumen canggih, dan kerja ilmiah yang telaten.
Pintu Terbuka untuk Ilmu Pengetahuan
Open House PUAPT-HA menghadirkan tur laboratorium interaktif, baik secara luring di kampus maupun daring untuk peserta dari luar kota dan luar pulau. Para peserta diajak menyaksikan secara langsung cara kerja alat-alat riset mutakhir seperti Digital PCR, MALDI-TOF, Transmission Electron Microscope (TEM), hingga Confocal Laser Scanning Microscopy.
“Laboratorium adalah tempat di mana ide-ide bermetamorfosis menjadi solusi nyata. Kami ingin membukanya, memperkenalkannya, dan membagikannya,” kata Ketua PUAPT-HA sekaligus Kepala Institute of Tropical Disease (ITD) Unair, Prof. Maria Inge Lusida, dr., M.Kes., Ph.D.,Sp.MK(K) dalam sambutannya di Ruang Penyuluhan Lantai 2 ITD Unair, Surabaya, Selasa (20/5/2025).

Dengan pendekatan yang inklusif, acara ini diikuti oleh ratusan peserta dari kalangan mahasiswa, dosen, peneliti, bahkan dari kalangan profesional. Mereka tak hanya melihat, tapi juga berdialog langsung dengan para peneliti Unair yang mempresentasikan hasil riset mereka.
Dari Teori ke Praktik: Lima Workshop Aplikatif
Selain tur laboratorium, kegiatan ini juga dilengkapi dengan lima workshop aplikatif yang menyentuh langsung pada teknologi-teknologi kunci dalam riset kesehatan masa kini:
- Digital PCR untuk Pengembangan Kit Diagnostik
- MALDI-TOF untuk Pengembangan Kits Diagnostik
- Pengantar Mikroskop Elektron Transmisi (TEM)
- Eksplorasi Confocal Laser Scanning Microscopy untuk Sains Kesehatan
- Pemanfaatan HPTLC untuk Analisis Herbal
Masing-masing workshop tak hanya menyajikan teori, tapi juga praktik langsung. Para peserta diajak mengoperasikan instrumen, menganalisis sampel, dan merancang pendekatan riset yang bisa diterapkan di institusi masing-masing.
“Saya baru kali ini menyentuh langsung alat seperti Confocal Microscope. Ini membuka cakrawala baru dalam riset saya,” ujar salah seorang peserta Workshop saat ditemui media ini di Laboratorium ITD dan Fakultas Farmasi tempat acara berlangsung, Rabu (21/5/2025).
Ilmu, Kolaborasi, dan Harapan
Keberadaan PUAPT-HA sendiri merupakan bagian dari inisiatif nasional untuk memperkuat kemandirian riset dan kesehatan Indonesia. Dengan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Unair menjadi salah satu kampus pionir dalam pengembangan bioproduk seperti vaksin, obat, dan kit diagnostik.
“Kita sedang menanam sesuatu yang besar. Bukan hanya alat-alat canggih, tapi juga pola pikir ilmiah yang berorientasi pada kebermanfaatan,” jelas Prof Inge -sapaan akrab Ketua PUAPT-HA itu.
Bagi Unair, riset bukan sekadar publikasi jurnal. Ia adalah jalan sunyi menuju perubahan yang nyata. Maka, membuka akses terhadap fasilitas, membangun jejaring antar peneliti, dan menyuburkan kolaborasi lintas institusi menjadi kunci.

Bangkit Bersama, Sehatkan Bangsa
Dipilihnya Hari Kebangkitan Nasional sebagai momen pelaksanaan bukan tanpa makna. Di hari yang mengenang perjuangan intelektual masa lalu, Unair mengajak generasi ilmiah masa kini untuk meneruskan obor kebangkitan -dengan ilmu pengetahuan sebagai senjatanya.
Dari mikroskop yang sederhana hingga instrumen berteknologi tinggi, semua diarahkan pada satu tujuan: membangun masa depan kesehatan bangsa yang berdaulat, mandiri, dan berdampak nyata bagi masyarakat.
Karena dari balik mikroskop -di mana hal-hal kecil diperbesar dan dipahami -lahirlah solusi besar yang mampu mengubah wajah dunia. (*)
Kontributor: Laura N Y
Editor: Abdel Rafi