Friday, December 6, 2024
spot_img
HomeBerita AllKondisi Terkini Warga Korban Penggusuran di Sekitar Luar Batang

Kondisi Terkini Warga Korban Penggusuran di Sekitar Luar Batang

Salah satu spanduk perlawanan warga Luar Batang yang banyak ditemui di berbagai sudut kampung. Hari ini, Rabu (20/4/2016) rencananya warga sekitar akan adakan Rapat Akbar untuk suarakan perlawanan.
Salah satu spanduk perlawanan warga Luar Batang yang banyak ditemui di berbagai sudut kampung. Hari ini, Rabu (20/4/2016) rencananya warga sekitar akan adakan Rapat Akbar untuk suarakan perlawanan.

JAKARTA – Aktivis senior M. Hatta Taliwang melakukan observasi langsung ke daerah Pasar Ikan dan sekitar Luar Batang pasca adanya penggusuran pada Selasa (19/4/2016). Mantan anggota DPR RI periode 1999-2004 itu ditemani beberapa tokoh menemui warga korban penggusuran yang masih bertahan di Posko Masjid Jami’ Luar Batang. Kedatangan mereka diterima oleh salah seorang pengurus posko Masjid bernama Herman (40).

Menurut pengakuan Herman, saat ini terdapat sekitar 112 jiwa yang memilih bertahan dan hidup di atas perahunya. Mereka ini adalah korban penggusuran Pemprov DKI di Kampung Pasar Ikan beberapa waktu lalu. Bahkan ada beberapa korban yang tetap memilih bertahan di atas lokasi penggusuran dan sporadis keberadaannya.

Dalam observasi langsung tersebut, Hatta Taliwang mendapatkan data dan fakta bahwa ada sekitar 1000 jiwa y(lebih kurang 385 KK) yang sebagian besar korban penggusuran memilih tidur di Masjid Jami’ atau bangunan dekat masjid. Hal itu tak lepas dari fakta bahwa yang bisa ditampung di rusunawa yang disediakan Pemprov DKI hanya sekitar 200 KK.

“Terlepas dari alasan hukum mereka digusur, tapi Ahok telah merusak dan menghina kemanusiaan dengan fakta demikian ini,” ujar Hatta Taliwang geram.

Argumentasinya sederhana menurut Hatta Taliwang, proses penggusuran misalnya tidak menunggu sampai anak-anak usia sekolah yang berjumlah 300 jiwa bisa selesai mengikuti ujian. Bahkan korban tidak diberikan semacam bantuan atau uang kerohiman sebagai manusia yang telah tinggal turun-temurun -diduga bahkan ratusan tahun- di kawasan tersebut.

“Pemprov DKI tidak memikirkan dampak terhadap mata pencaharian dan pekerjaan mereka. Bagi yang disalurkan ke Rrusunawa misalnya banyak implikasi psikologis sosial dan ekonomi yang diterima. Bagaimana kelanjutan masa depan ribuan jiwa yang terlantar itu? Tak mungkin mereka terus-menerus menjadi tunawisma dan hidup dari belas kasihan orang lain,” papar Hatta Taliwang dengan nada meninggi.

Berdasarkan data yang diperoleh, aparat kelurahan setempat tak ada yang berani mengambil inisiatif untuk membantu masalah kemanusiaan di lokasi penggusuran karena disinyalir takut pada perintah Gubernur Ahok agar tidak menangani korban. Implikasi sikap demikian, para korban dan rakyat terdampak di sekitar lokasi penggusuran akhirnya memutuskan tidak akan mau menerima bantuan Pemerintah dan hanya menerima bantuan dari lembaga non-pemerintah. Hal ini dicontohkan seperti ormas FPI yang sudah mendirikan posko dan banyak membantu korban penggusuran.

Dari pengakuan Hatta Taliwang setidaknya ada beberapa hal yang mendesak dilakukan antaranya, biaya pendidikan dan ujian bagi anak-anak yang orang tuanyamen jadi korban; kebutuhan sehari-hari; dan karena digusur mendadak dan warga tak sempat menyelamatkan perlengkapan sekolah putra-putri mereka kebutuhan seperti seragam, sepatu, buku dan pakaian sehari-hari sangat dibutuhkan.

“Terkait kebutuhan dapur umum, untuk sementara berkat bantuan masyarakat sekitar dan pengurus Masjid Jami’ Kramat Luar Batang warga korban gusuran masih bisa makan dari dapur umum. Tetapi ke depannya perlu dipikirkan juga,” imbuh pria kelahiran Nusa Tenggara Barat (NTB) itu.

Untuk diketahui, penggusuran di Kampung Luar Batang sendiri, menurut informasi yang kami dapatkan masih tertunda karena proses advocacy dari Yusril Ihza Mahendra (kuasa hukum warga Luar Batang) masih berlangsung. Bahkan, masih nampak spanduk perlawanan di sudut-sudut Kampung Luar Batang.

Bahkan hari ini, Rabu (20/4/2016) siang sekitar Pkl 13.00 WIB akan ada Rapat Akbar di halaman Masjid Jami’ Luar Batang bersama para tokoh nasional untuk meneriakkan perlawanan terkait rencana penggusuran lanjutan dari Pemprov DKI Jakarta.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular