SURABAYA – Sebuah band yang menamakan diri mereka sebagai Sorai Seroja siap melangkah masuk ke industri musik dengan sebuah lagu debut bertajuk “Mayapada”. Unit musik asal Malang ini memperkenalkan diri melalui sebuah saga bernuansa Jawa yang mengisahkan tokoh Segara dan Atira. Sebuah kisah romansa yang pelik dan dinamis ini dielaborasikan melalui lagu-lagu yang nantinya akan membentuk album “Mekar, Mewangi”.
Sebagai langkah awal, tembang perdana “Mayapada” yang hadir di ruang dengar digital pada tanggal 1 September 2023 lalu itu mengisahkan awal pertemuan dua tokoh dalam narasi yang diciptakan oleh Sorai Seroja tersebut. Band yang digawangi oleh Amertha (perkusi), Jayaindra (gitar/bass), Nandyang (gitar), Olvina (vokal) dan Yaqin (vokal) tersebut menyajikan dialog antara Segara dan Atira yang digubah dengan instrumen yang megah dan teatrikal.
Diartikan secara harfiah sebagai ‘semesta’, “Mayapada” menceritakan Atira yang membawa trauma masa lalu yang sulit disembuhkan hingga datanglah Segara dengan menggenggam sebongkah cinta untuknya. Berdurasi 4 menit 38 detik, lagu yang diawali dentingan piano dan string section tersebut dibuka oleh vokal Yaqin yang kemudian disambut dengan vokal Olvina yang melebur menjadi kesatuan yang harmonis.
Tidak perlu waktu lama bagi Yaqin dan Olvina untuk menemukan chemistry dan menghayati peran-peran mereka sebagai sepasang kekasih dalam sosok Segara dan Atira. Sebagai Segara, Yaqin memaknai lagu ini dari sudut pandang seorang pria, begitu pula Olvin hadir untuk mengejawantahkan sudut pandang wanita. Keduanya sudah sering terlibat proyek bersama dan beberapa kali berduet di atas panggung.
Sorai Seroja yang mengawali proyek dari materi lagu yang ditulis Jayaindra ini juga tidak luput memberikan peran bagi personel lain. Amertha hadir sebagai representasi tokoh bernama sama, Jayaindra berperan sebagai Sadhaka, sedangkan Nandyang menjadi perwujudan tokoh Buwana.
Penulisan masing-masing tokoh dan karakter ini tidak lepas dari filosofi Sorai Seroja yang mengimani budaya Jawa.
“Kami mengembalikan hakikat manusia seperti pada awalnya. Di budaya Jawa, dikisahkan manusia itu tidak lahir sendiri melainkan bersama 4 ‘emosi/karakteristik’ lain yang senantiasa menemani hingga akhir hayat. Maka dari itu kami berlima merepresentasikan ke-5 emosi dari filosofi ‘sedulur papat limo pancer’ tersebut,” ujar Sorai Seroja dalam keterangannya pada awak media, Rabu (1392023).
Masing-masing persona ini nantinya akan berkesinambungan dan memainkan peran pada narasi yang dibawakan dalam perjalanan musik Sorai Seroja secara keseluruhan. Banyaknya persona ini juga memungkinkan band yang berkenalan dalam sebuah organisasi kampus tersebut, untuk mengeksplorasi genre yang akan mereka tampilkan, namun tetap dengan benang merah dan pondasi yang sama.
Membahas lebih lanjut tentang album perdana mereka “Mekar, Mewangi”, Sorai Seroja membocorkan bahwa “Mayapada” hanyalah awal dari kisah Segara dan Atira yang akan semakin terungkap lewat lagu-lagu yang ada di album debut mereka. Tembang demi tembang yang berkesinambungan ini juga tidak sabar untuk diperkenalkan kepada para pendengar lewat penampilan live. Konsep teatrikal dengan peran yang diusung masing-masing anggota akan dipertunjukkan kepada khalayak yang menjadikan penampilan Sorai Seroja secara live sayang untuk dilewatkan.
Sementara kita menantikan sedikit demi sedikit tabir kisah antara Segara dan Atira terkuak, lagu “Mayapada” bisa dinikmati di berbagai kanal digital seperti Spotify, Apple Music, Youtube Music, Tiktok Music, Deezer, Treble, dan masih banyak lagi.
(rils/bus)