Tuesday, November 4, 2025
spot_img
HomePendidikanJQHNU Jatim Gandeng Pesantren Al-Yasmin, Dorong Digitalisasi Pembelajaran Al-Qur’an

JQHNU Jatim Gandeng Pesantren Al-Yasmin, Dorong Digitalisasi Pembelajaran Al-Qur’an

Ketua Dewan Organisasi JQHNU Jatim, Drs. H.A. Ahid Sufiyaji, SQ, M.Si., (kiri) dan pengasuh Pondok Digipreneur Al-Yasmin menunjukkan surat kerjasama kedua lembaga di bidang digitalisasi Quran di sela Rapat Koordinasi JQHNU Jatim di Surabaya, Minggu (10/8/2025).  (foto: Al-Yasmin for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com –  Era digital kini merambah hingga ke dunia pembelajaran Al-Qur’an. Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Timur mengambil langkah strategis dengan menggandeng Pesantren Digipreneur Al-Yasmin Surabaya untuk mengembangkan metode belajar Al-Qur’an berbasis teknologi.

“Sebagai banom NU yang mewadahi para qari, ahli, dan penghafal Al-Qur’an, kami menghadapi keterbatasan dalam memanfaatkan teknologi digital. Karena itu, kami menggandeng Pesantren Al-Yasmin,” ujar Ketua Dewan Organisasi JQHNU Jatim, Drs. H.A. Ahid Sufiyaji, SQ, M.Si., di sela Rapat Koordinasi (Rakor) JQHNU Jatim, Minggu (10/8/2025).

Dalam Rakor yang dihadiri 74 peserta dari 45 cabang se-Jatim itu, kedua pihak menandatangani nota kesepahaman untuk mengoptimalkan Metode Tartila, metode khas JQHNU, agar lebih mudah diakses secara daring.

“Kami ingin Metode Tartila tak hanya dikenal di forum-forum tatap muka, tapi juga bisa dipelajari secara virtual. Ini bagian dari dakwah digital,” tegas Ahid.

Pengasuh Pesantren Digipreneur Al-Yasmin, H. Helmy M Noor, alumnus Pesantren Tambakberas Jombang yang pernah menempuh studi teknologi digital di India, menyambut antusias kerja sama ini.

Rakor Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama (JQHNU) Jawa Timur di Pondok Digipreneur Al-Yasmin Surabaya, Minggu (10/8/2025). (foto: Al-Yasmin for Cakrawarta)

“Metode Tartila itu unik dan sangat bagus, tapi sosialisasinya masih kurang. Lewat teknologi, kita bisa mengadakan pelatihan virtual, bahkan memperkenalkan qari’-qari’ah JQHNU yang punya suara emas kepada masyarakat luas,” kata Helmy.

Menurutnya, dunia digital adalah ladang baru untuk dakwah Al-Qur’an. “Kita bisa bikin podcast, pelatihan daring, dan konten kreatif yang memperluas jangkauan,” tambahnya.

Sementara Rais Majelis Ilmi JQHNU Jatim, KH Dzul Hilmi Al-Ghozali, menekankan pentingnya kebersamaan dan soliditas organisasi. “Kita ini anak, PBNU adalah bapak. Maka sudah seharusnya kita patuh dan bersatu,” pesannya.

Kerja sama ini diharapkan menjadi pintu masuk bagi transformasi pembelajaran Al-Qur’an di pesantren dan masyarakat, menjawab tantangan zaman tanpa meninggalkan kekhasan tradisi NU. (*)

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular