Saturday, April 20, 2024
HomePolitikaIndonesia Jadi Negara Papan Tengah? Fahd BAPERA: Kita Bisa Patahkan Tesis Itu!

Indonesia Jadi Negara Papan Tengah? Fahd BAPERA: Kita Bisa Patahkan Tesis Itu!

Ketua Umum DPP BAPERA Fahd El-Fouz A Rafiq. Ia mengatakan prediksi bahwa Indonesia akan jadi negara papan tengah dalam 20 tahun ke depan dapat dipatahkan. (foto: istimewa)

“Dalam prediksi banyak pengamat dan ilmuwan politik luar negeri dunia, Indonesia di tahun 2050 tidak masuk hitungan bahkan tidak di anggap, yang jadi pertanyaan bisakah kita patahkan tesis mereka? Dan Indonesia emas bisa tercapai di tahun 2045, ini adalah tugas kita sebagai putra-putri generasi penerus untuk mewujudkan hal tersebut”

(Ketua Umum DPP BAPERA, Fahd El-Fouz A Rafiq))

JAKARTA – Hari ini merupakan cerminan masa depan baik itu individu, negara dan bangsa. Demikian disampaikan oleh Ketua Umum DPP BAPERA Fahd El-Fouz A Rafiq pada media ini ketika ditanya mengenai bagaimana Indonesia di masa depan.

Pertanyaan itu muncul terkait prediksi Indonesia dimana dalam kurun waktu 20 tahun ke depan hanya akan menjadi penghuni papan tengah liga negara dunia. Hal itu ada dalam buku Prisoners of Geography yang ditulis seorang mantan jurnalis yang saat ini menjadi Editor Diplomatik dan Koresponden Asing untuk Sky News, Tim Marshal yang mana ia menjelaskan 10 peta tentang dunia dimana tidak ada nama Indonesia disana.

“Yang jadi pertanyaan dimana posisi Indonesia dalam 20 tahun ke depan dalam percaturan dunia? Buku Tim Marshall menjadi sumber informasi primer tentang dinamika geografis kontemporer dari perspektif geopolitik dunia. Jika boleh ditarik benang merahnya era reformasi menjadikan sistem ketatanegaraan Indonesia di-restart agar tidak lemot untuk mendapatkan pembaharuan software, akan tetapi software yang ditanam tidak membuat Indonesia bisa berlari kencang, akan tetapi sebaliknya menjadi lebih lambat,” ujar Fahd, Kamis (9/2/2023).

Lebih lanjut, Fahd menambahkan bahwa dalam buku Tim Marshal tidak membahas secara rinci dikarenakan tiga negara dianggap sudah di atas seperti Amerika Serikat, Tiongkok dan Rusia.

“Intinya dari dulu geopolitik dunia selalu bergeser di setiap masa dan zaman,  karena ada pemain baru yang sedang top performa atau pemain lama yang kehilangan kekuatannya,” imbuhnya.

Menurut mantan Ketum PP AMPG itu, dirinya membahas peta Tim Marshal karena kekuatan pengaruh dari sebuah negara dalam hal ini Indonesia tidak lagi masuk drawing map atau tidak pernah menarik lagi bagi peta dunia seperti apa yang dilakukan Patih Gajah Mada. Padahal drawing maps itulah yang bisa membuat Indonesia ada sampai saat ini.

Menurut Fahd, Tim Marshall dalam bukunya memiliki kesan Indonesia tidak bisa menarik garis peta sehingga “Indonesia ada di peta negara lain”.

“Kita ada di peta Amerika, Tiongkok dan Australia. Ketiga negara ini adalah penguasa kebijakan luar negerinya Indonesia, jadinya segitu parahnya Indonesia. Karena ini masih prediksi kita bisa patahkan prediksi itu semua,” tegasnya.

Karena itu menurut Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar itu, Indonesia dengan era reformasinya memiliki sesuatu yang sangat menonjol yakni masuknya arus informasi dan teknologi secara deras sementara di sisi lain, era ini membuat Indonesia berjalan sangat lambat.

“Bahkan ketika negara lain telah memperbaiki dan memodifikasi negerinya, Indonesia masih berjalan lambat dan bahkan tertinggal dari negara anggota ASEAN lain padahal Indonesia adalah kakak tertua di kawasan ini. Karenanya, ini tantangan bagi kita semua khususnya generasi mudanya untuk mematahkan tesis Tim Marshal itu dan kita yakin bisa,” pungkasnya.

(asw/bus/bti)

RELATED ARTICLES

8 COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular