Tuesday, December 2, 2025
spot_img
HomeSosokFryda Lucyana, Birokrat Sekaligus Penyanyi yang Kini Menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan

Fryda Lucyana, Birokrat Sekaligus Penyanyi yang Kini Menjabat Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan

Fryda Lucyana, Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. (foto: dokumen pribadi)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Nama Fryda Lucyana kembali mencuri perhatian. Alumnus Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga (UNAIR) angkatan 1992 itu kini mengemban amanah besar sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, posisi strategis yang mulai ia duduki pada 2024.

Karier Fryda di pemerintahan dimulai pada 1998 ketika ia diterima sebagai CPNS di Sekretariat Kabinet, Sekretariat Negara RI. Dari sana, perjalanan profesionalnya bergerak konsisten dan menanjak. Ia dipercaya mengisi sejumlah posisi kunci, antara lain Asisten Deputi Dokumentasi dan Diseminasi Informasi di Sekretariat Wakil Presiden RI (2011) dan Kepala Biro Humas dan Dukungan Strategis Pimpinan Badan POM RI (2019) sebelum akhirnya masuk ke lingkar inti Kementerian Kebudayaan.

Di luar dunia birokrasi, Fryda memiliki sisi lain yang tak kalah menonjol: ia adalah penyanyi. Kariernya bahkan pernah mencapai puncak popularitas lewat lagu “Rindu” ciptaan Erros Djarot dan “S’gala Rasa Cinta” ciptaannya bersama Dorie Kalmas. Ia juga kerap tampil sebagai pembawa acara.

“Bagi saya, dunia birokrasi dan dunia seni bukanlah dua hal yang bertentangan,” ujar Fryda, Senin (1/12/2025). “Keduanya adalah ruang pengabdian untuk membangun nilai dan budaya yang baik serta memberi dampak positif bagi masyarakat.” imbuhnya.

Tugas Fryda sebagai Inspektur Jenderal tidak ringan. Kementerian Kebudayaan merupakan lembaga baru yang lahir pada era pemerintahan Presiden Prabowo. Struktur organisasi, sistem kerja, dan sumber daya manusia masih membutuhkan pembenahan menyeluruh.

Salah satu tantangan krusial adalah pemilihan personel kunci. “Kementerian Kebudayaan hanya mendapat 21 auditor dari kementerian induk. Dalam situasi serba baru dan SDM yang belum sepenuhnya saya kenal, menentukan the right man in the right place membutuhkan ketelitian dan intuisi kepemimpinan,” tuturnya.

Di bawah kepemimpinan Fryda, sejumlah program strategis lahir. Antara lain pelatihan auditor berskala nasional dan internasional, sosialisasi anti korupsi di lingkungan Kementerian Kebudayaan dan pengembangan aplikasi deteksi kecurangan pengadaan barang dan jasa. Semua itu diarahkan untuk memastikan kementerian baru tersebut tumbuh dengan budaya kerja yang bersih, transparan, dan akuntabel.

Fryda menegaskan bahwa bekal terpenting dalam perjalanannya berasal dari pendidikan dan organisasi selama berkuliah di UNAIR adalah karakter, integritas, dan kepemimpinan. Ia berharap nilai-nilai itu terus mengalir kepada orang-orang yang bekerja bersamanya.

“Saya percaya bahwa salah satu yang paling berdampak dari perjalanan karier saya adalah kegigihan,” ucapnya. “Selama kita mau mencoba, belajar, dan tidak menyerah, tidak ada hal yang mustahil.”

Tanpa banyak gembar-gembor, Fryda Lucyana meneguhkan dirinya sebagai sosok pemimpin yang memadukan ketegasan birokrasi dengan kehalusan seni, dua ranah yang justru saling menguatkan dalam membangun budaya nasional.(*)

Kontributor: PKIP

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular