
JAKARTA – Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa Indonesia merupakan kawasan paling kondusif untuk investasi. Pasalnya, sosok yang juga merupakan Ketua Dewan Pertimbangan Barisan Pemuda Nusantara (BAPERA) tersebut menyebutkan, Indonesia memiliki stabilitas politik dan ekonomi dalam negeri yang baik.
Senada dengan pernyataan Airlangga tersebut, Fahd El-Fouz A Rafiq menyatakan bahwa faktor yang disebutkan Menko Perekonomian RI itu seharusnya menjadikan investor dapat mempertimbangkan Indonesia sebagai pasar, basis produksi sekaligus pusat ekspor.
Ketua Umum DPP BAPERA itu mengatakan, di tengah derasnya tantangan global yang mana banyak negara mengalami stagnasi, perekonomian Indonesia justru tumbuh impresif di angka 5,3% di tahun 2022. Pertumbuhan itu ditandai diantaranya sektor konsumsi, ekspor dan investasi yang berjalan baik.
“Indonesia menjadi mesin ekonomi Asia Tenggara karena 40% populasi atau sekitar 270 juta disumbang Indonesia. Lalu 35% dari PDB Asia Tenggara adalah kontribusi Indonesia serts 69% usia produktifnya dari Indonesia,” paparnya.
Menurut Fahd, Singapura masih di urutan pertama soal realisasi investasi yanni senilai US$ 3,1 Milyar.
“Singapura hampir seluruh lini kehidupan masyarakatnya sangat bergantung pada Indonesia. Mulai dari listrik, batu bara, pasir, kebutuhan pokok dan banyak lagi. disusul di posisi selanjutnya adalah Tiongkok, Hongkong, Jepang, dan USA”, ujar Fahd soal negara-negara investor terbesar di Indonesia.
Karenanya, Fahd meminta pihaknya dan seluruh elemen bangsa mendukung pemerintah agar tetap optimis menatap prospek perekonomian di tahun 2023.
“Khususnya pada kuartal I tahun 2023 ini, kita harus optimis karena pemerintah telah menerbitkan 3,3 juta nomor induk usaha baru. Lalu ada kepastian hukum bagi para pelaku usaha, kebijakan pemberhentian PPKM hingga adanya hilirisasi industri sehingga dapat menaikan pertumbuhan ekonomi seperti diharapkan. Perlu didukung terus ini, sehingga optimisme akan jadi energi positif mengejar target tahun 2023,” imbuhnya.
Fahd memaparkan bahwa Indonesia telah menyiapkan daftar prioritas investasi dimana investor yang berinvestasi di sektor industri berhak mendapatkan insentif fiskal dan non fiskal.
“Menko Perekonomian RI beserta jajarannya mengoptimalkan Indonesia Investment Authority (INA) sebagai alternatif pembiayaan pembangunan ekonomi. Ini bagus, perlu terus kita dorong dan dukung,” ujarnya.
Ketum PP AMPG ini menegaskan bahwa Indonesia saat ini jadi primadona karena bahan baku baterai seperti lithium dan mineral logam lainnya menjadi tujuan banyaj negara besar untuk berinvestasi besar-besaran.
“Seperti yang disampaikan Bapak Airlangga Hartarto negara tetangga kita Australia berinvestasi senilai US$ 524 M, yang memiliki peran penting dalam menciptakan industri dan lapangan kerja baru di tanah air dan tidak menutup kemungkinan kerjasama ini akan terus berkembang di masa yang datang,” tegas pria yang juga merupakan pengusaha itu.
Putra penyanyi kondang A Rafiq ini menjelaskan bahwa investasi terbesar ada pada industri logam yakni sebesar 15% atau nilainya setara Rp 87,9 Triliun. Lalu diikuti sektor pertambangan, transportasi dan telekomunikasi, perumahan kawasan industri dan industri makanan.
“Kita berharap dengan adanya Investasi yang dilakukan banyak negara tersebut, mampu mengangkat dan menopang perekonomian Indonesia serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya untuk kesejeahteraan masyarakat banyak. Jadi optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh dibawah komando Menko Perekonomian Bapak Airlangga Hartarto,” tutup pria yang Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar itu.
(asw/bus/bti)