Distrik Omukia, – Hujan deras mengguyur tanah Papua siang itu. Langit seolah menangis, namun tak mampu meredam hangatnya pelukan persaudaraan antara prajurit Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti dan warga Kampung Eronggobak. Di sebuah pos sederhana di Eromaga, mereka berkumpul dalam khidmat ibadah, lalu duduk bersama, menyantap makan siang yang sederhana—namun sarat makna.
Bersama lantunan pujian dan doa, suasana ibadah terasa begitu menyentuh. Tidak ada batas antara seragam loreng dan pakaian rakyat. Di hadapan Tuhan, semua bersimpuh dalam harap dan syukur. Hujan di luar mungkin deras, tapi di dalam hati mereka mengalir kehangatan yang jauh lebih kuat—persaudaraan yang tumbuh dari ketulusan.
Usai ibadah, para prajurit menggelar tikar dan membuka makanan yang mereka siapkan bersama. Menu sederhana itu seolah menjelma menjadi simbol cinta yang tak diucapkan—sepiring nasi, secuil lauk, dan senyum yang tak pernah lekang di tengah dinginnya udara pegunungan.
“Setelah berdoa bersama, kami duduk satu meja, satu rasa. Karena bagi kami, inilah wajah sejati dari kehadiran TNI—menjaga, mendengar, dan berbagi dalam kesederhanaan,” tutur Letda Inf Sudirman, Danpos Eromaga, dengan mata berkaca-kaca.
Ia melanjutkan, “Kami ingin warga tahu, kami bukan sekadar pasukan yang bersiaga. Kami adalah bagian dari keluarga mereka. Kami hadir bukan hanya untuk menjaga tapal batas, tapi juga untuk merawat batin masyarakat yang kami cintai.”
Warga Kampung Eronggobak pun menyambut kebersamaan ini dengan penuh haru. Seorang ibu, sambil mengusap kepala anaknya yang duduk di pangkuan, berkata lirih, “Bapak TNI ini baik hati. Mereka makan bersama kami, tidak memandang siapa kami. Kami merasa dihormati… kami merasa aman.”
Dalam suasana penuh tawa dan canda ringan, hujan terus turun di luar. Tapi di bawah atap kecil Pos Eromaga, ada sesuatu yang lebih besar dari sekadar makan bersama—yaitu kepercayaan yang tumbuh, rasa aman yang dirasakan, dan cinta Tanah Air yang ditanam bersama.
Dengan semangat “Wira Yudha Cakti”, Satgas Yonif 700/WYC menorehkan kisah indah tentang pengabdian. Bukan hanya di medan tugas, tapi di meja makan, di tengah warga yang selama ini mungkin merasa jauh dari jangkauan negara.
Dan pada hari ini, Minggu (4/5/2025), di tengah hujan Papua, prajurit TNI dan rakyat duduk bersama—bukan sekadar berbagi nasi, tapi berbagi harapan, cinta, dan semangat kebersamaan yang tak akan pernah padam.
(Bro/Tommy/Rafel)
