Saturday, December 6, 2025
spot_img
HomeSosokDari Unair ke Benua Afrika: Kisah Candra Negara Menjadi Duta Besar RI...

Dari Unair ke Benua Afrika: Kisah Candra Negara Menjadi Duta Besar RI untuk Mozambik dan Malawi

Dubes RI untuk Mozambik dan Malawi, K. Candra Negara. (foto: dokumen pribadi? 

SURABAYA, CAKRAWARTA.com –
Dari ruang-ruang diskusi di kampus Universitas Airlangga, langkah K. Candra Negara kini menjejak panggung diplomasi global. Lulusan program studi Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unair ini resmi dilantik oleh Presiden RI Prabowo Subianto sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Mozambik merangkap Republik Malawi, pada 24 Maret 2025 lalu di Istana Negara.

Di balik gelar prestisius itu, tersimpan perjalanan intelektual dan pengabdian yang tak dibangun dalam semalam. Candra menuturkan bahwa atmosfer akademik Unair, khususnya di FISIP, telah menjadi pondasi penting yang membentuk cara pandangnya terhadap dunia.

“Unair memberikan saya pemahaman penting untuk berempati dan berinteraksi dengan beragam budaya. Di dunia internasional, kemampuan memahami perbedaan bukan sekadar nilai tambah, tetapi sebuah keharusan,” tutur Candra, Jumat (1/8/2025).

Diplomasi Dimulai dari Ruang Kuliah

Saat banyak orang bermimpi menjadi diplomat sejak awal, Candra justru mengaku tak pernah secara eksplisit menargetkan jabatan duta besar. Namun, semangat belajar yang konsisten dan keberanian untuk mengambil peluang membawa langkahnya menembus berbagai penugasan luar negeri. Unair, menurutnya, telah membentuk mentalitas bertumbuh dan kemampuan berpikir strategis yang menjadi bekalnya menghadapi kompleksitas diplomasi global.

Penugasannya di Mozambik dan Malawi pun bukan tanpa tantangan. Ia segera dihadapkan pada kesenjangan pemahaman dan keterbatasan pertukaran informasi antara masyarakat Indonesia dan Afrika bagian selatan. Namun bagi Candra, tantangan itu justru menjadi ruang untuk membangun jembatan-jembatan baru.

Salah satu prioritas utamanya adalah mendorong implementasi Preferential Trade Agreement (PTA) antara Indonesia dan Mozambik. Perjanjian ini penting karena Mozambik menjadi satu-satunya negara di benua Afrika yang telah menjalin kerja sama perdagangan preferensial dengan Indonesia.

“Mozambik adalah gerbang utama ke kawasan Afrika selatan. Dari sana, produk Indonesia bisa menjangkau negara-negara landlocked seperti Zambia, Zimbabwe, dan Malawi,” jelas Candra.

Tak hanya berhenti pada perdagangan, Candra juga menginisiasi dorongan pembentukan Bilateral Investment Treaty (BIT) perjanjian yang bertujuan melindungi secara hukum investasi Indonesia di Afrika. Ia menekankan pentingnya kepastian hukum bagi investor agar keberanian untuk ekspansi ke Afrika bukan sekadar retorika.

“Kami ingin investasi Indonesia berkembang sekaligus terlindungi. Perjanjian ini akan memberikan keamanan hukum, dan itu kunci keberlanjutan,” tegasnya.

Sebagai duta besar, Candra tak hanya membawa nama negara. Ia juga membawa semangat akademik UNAIR, kedewasaan berpikir yang dibentuk dari ruang kelas, dan komitmen pada diplomasi yang inklusif dan berdampak.

Kisah Candra Negara adalah potret bahwa dari ruang kuliah di Surabaya, seorang anak bangsa bisa melangkah jauh ke kancah internasional, mewakili Indonesia, menjembatani dunia, dan menorehkan prestasi untuk Tanah Air.

Editor: Tommy dan Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular