Friday, March 29, 2024
HomePolitikaBAPERA Dukung Yudo Margono Sebagai Panglima TNI, Fahd: Momentum Kebangkitan Maritim Nusantara!

BAPERA Dukung Yudo Margono Sebagai Panglima TNI, Fahd: Momentum Kebangkitan Maritim Nusantara!

Laksamana Yudo Margono. (foto: istimewa)

 

JAKARTA – “Ketika nama Yudo Margono mencuat sebagai Panglima TNI menggantikan Andika Perkasa secercah harapan muncul, khususnya akan lemahnya kekuatan laut yang dahulu bernama bumi Nusantara dan ini sesuai dengan janji presiden Joko Widodo pada periode pertama akan mewujudkan poros maritim dunia dan akan kembali membangun kekuatan dua samudera,” ujar Ketua Umum DPP Barisan Pemuda Nusantara (BAPERA) Fahd el-Fouz di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Fahd menambahkan, “selama 8 tahun era pemerintahan Bapak Presiden Joko Widodo belum pernah ada panglima TNI dari Angkatan laut dan baru Yudo Margono lah AL baru bisa jadi TNI. Terpilihnya panglima TNI dari Angkatan laut ini adalah grand design yang telah lama diinginkan banyak publik Indonesia, seperti kita ketahui negeri kita adalah archipelago,” imbuhnya.

Mantan Ketum PP AMPG ini menegaskan bahwa jabatan Panglima TNI hanya setahun dan hal ini harus sangat dan super dimaksimalkan dari road map-nya, grand design. Dan Bagaimana arah Power Projection-nya. Presiden Joko Widodo menginginkan Indonesia jadi poros maritim dunia.

“Dengan kondisi global yang sedang carut marut, khususnya kawasan hari ini dengan kontalasi geopolitik dunia yang fluktuatif. NKRI harus bisa memaksimalkan karena kita  adalah negara yang archiphelagic dan memliki unclos.  Dan memang sudah benar Bapak Presiden Joko Widodo mengikuti jejak Soekarno,” tukasnya.

Menurut putra penyanyi dangdut ternama A Rafiq itu, dulu Nusantara punya laksamana Malahayati dan Ratu Kalinyamat meskipun hingga hari ini Ratu Kalinyamat belum menjadi pahlawan nasional.

“Kalo dulu Indonesia menguasai dua samudra mengapa sekarang tidak? Inilah tantangan kita ke depan. Tantangan Panglima TNI juga apalagi beliau berlatar angkatan laut,” tandasnya.

Menurut Fahd, kampanye Presiden Joko Widodo pada periode ke-2 yang disimpulkan soal dunia archipelago Indonesia yaitu Indonesia dinilai terlalu lama memunggungi laut dan waktunya kembali ke laut dan termasuk kampanye mengenai tol laut.

“Disini Bapak Luhut Binsar Panjaitan dan Yudo Margono bisa bersinergi soal PR terbesar kita ini, soal lobang besar, soal titik lemah pertahanan laut Indonesia,” tegasnya.

Fahd melanjutkan, dengan dipilihnya Yudo Marghono sebagai Panglima TNI menandakan Presiden Joko Widodo pro maritim.

“Kita hari ini belajar dari 2 negara besar yang saat ini sedang memanas yaitu Kuomintang (Sun Yat Sen) dan musuh abadinya Mao Tse Tung. Saat ini Taiwan dipimpin oleh perempuan yaitu Tsai Ing–Wen. Jadi Kuomintang ini musuh organik Tiongkok,” papar Fahd.

Karenanya, terkait Taiwan dan Tiongkok, menurut Fahd, sudah pasti bersinggungan dengan Indonesia dimana negeri ini 70% wilayahnya adalah laut sehingga potensi perang angkatan laut sangat besar.

“Ujungnya ini adalah perairan Natuna dan ini kekuatannya adalah laut. Indonesia harus siap akan situasi terburuk itu. Jadi perang Angkatan laut ada dua pertama marinir yaitu perang daratnya angkatan laut, yang kedua navy. Jadi Laut China Selatan ini naval war.
Panglima itu defense, jadi ngak mungkin kita perang di naval war. Pak presiden saat ini kita punya nation threat walaupun jabatannya hanya satu tahun. Itu untuk prepare naval war. Dan menhan sangat peduli dengan penambahan persenjataan. Salah satu kekuatan pertahanan kita yang paling lemah adalah laut. Bahkan di utara Indonesia pertahanan laut kita berdekatan dengan Filipina itu yang paling bolong. Karena itu waktu dicuri ikan kita paling banyak kan di wilayah timur Indonesia itu masuknya lewat utara. Dan ini jebolnya pertahanan laut kita sudah keterlaluan. Jadi hasil laut kita di curi kan Angkatan  laut kita lemah,” jelas Fahd.

Menurut Fahd, karena ulah penjajahlah kekuatan laut Indonesia mengecil. Jadi waktu Indonesia dijajah Belanda, menurutnya, Nusantara tidak boleh bangun kapal kapal besar karena itu menakutkan.

“Jangan lah kita terlalu kagum dengan pelaut China. Tadi kita telah belajar power projection kemudian asset. Jadi hari ini kita keasyikan baca global fire. Menghitung kekuatan sebuah negara Archipelago, hitunglah dari Angkatan lautnya, karena AL punya Brain Water, Green Water dan Blue Water agar jelas batasannya. Indonesia bagus karena melihatnya dari global fire. Itu ngarang banget. Halu. Kita harusnya melihat luas negara kita berapa banyak dan harus diimbangi kapal perang, kapal selam yang banyak. Karena menghitung kekuatan pertahanan negara dihitung dari Angkatan lautnya,” katanya.

Ada hal yang menarik dari Angkatan Darat untuk tindakan yang terjauh dan sudah dipraktekkan banyak negara lain, kata Fahd yakni Indonesia harus bisa penetrasi ke negara-negara yang dianggap ancaman, baik itu ancaman teknologi, perdagangan, ekonomi, militer.

“Pokoknya halalkan segala cara gimana kita bisa dapatkan teknologi yang negara lain. Atau tiru mentah mentah lalu dimodifikasi. Dahulu Tiongkok melakukan hal tersebut kepada Amerika dan sekarang teknologi sedang bersaing ketat dengan Amerika,” ujarnya.

Menurut mantan Ketum DPP KNPI, mineral Indonesia itu paling banyak di laut. Industri hulu itu ya minyak dan gas dari barat ke timur dan darat ke laut. AL untuk mem-protect kekayaan laut bumi nusantara agar tidak diekploitasi besar-besaran oleh negara lain.

“Jika Yudo Margono sebagai Panglima TNI diharapkan menjadi titik awal akan kebangkitan Indonesia menjadi poros maritim ini khususnya di ASEAN sebagai kekuatan ekonominya.  Dan hari ini, Nusantara harus menghadap laut bukan memunggungi laut,” tegasnya lagi.

Fahd menjelaskan bahwa dirinya hanya berharap Indonesia menjadi lebih baik ke depan. Karena, sejak dirinya kecil hingga sekarang Indonesia tetap menjadi negara berkembang karena beberapa faktor yang telah ia jelaskan tadi.

“Dan saatnya kita harus bangkit, tidak jalan di tempat. Dan  janji kampanye Bapak Presiden Joko Widodo telah ditepati  untuk menjaga poros maritim ini sebagai kekuatan ekonominya Nusantara dan pengangkatan Panglima TNI dari angkatan laut ini jadi momentumnya. Kami jelas dukung Panglima TNI baru ini,” tutup Ketua Bidang Ormas DPP Partai Golkar.

(asw/bus/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular