Saturday, October 25, 2025
spot_img
HomeEkonomikaAkuntansi Tak Lagi Sekadar Catat-Mencatat, Kini Jadi Bahasa Data dan Moral Bisnis

Akuntansi Tak Lagi Sekadar Catat-Mencatat, Kini Jadi Bahasa Data dan Moral Bisnis

ilustrasi.

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Akuntansi tak lagi sebatas seni menjurnal angka. Di era digital, ia berevolusi menjadi bahasa bisnis dan bahasa data yang hidup menjadi alat strategis untuk membaca realitas ekonomi, mengambil keputusan, hingga menjaga moralitas dalam tata kelola keuangan.

Accounting is everything, bukan hanya sekadar mencatat. Ini membentuk paradigma baru,” tegas Prof. Dr. Zaenal Fanani, S.E., M.SA., Ak., C.A., A.C.P.A., dalam orasi ilmiahnya di Aula Garuda Mukti, Kampus MERR-C Universitas Airlangga, pada Rabu (22/10/2025).

Zaenal menjadi satu di antara empat guru besar baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga yang dikukuhkan oleh Rektor Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin. Dalam orasinya, guru besar bidang Ilmu Akuntansi Keuangan dan Pasar Modal itu menyoroti pentingnya transformasi akuntansi di tengah derasnya arus teknologi digital.

Menurut Zaenal, kini akuntansi tak lagi berjarak dengan teknologi. Konsep real-time accounting menuntut para akuntan memahami dan memanfaatkan big data, blockchain, artificial intelligence atau akal imitasi (AI), dan cloud computing untuk menciptakan tata kelola yang transparan dan kredibel.

Guru besar FEB UNAIR, Prof. Dr. Zaenal Fanani, S.E., M.SA., Ak., C.A., A.C.P.A. (foto: Unair for Cakrawarta)

“Transformasi ini akan mengubah model keuangan menjadi lebih terintegrasi. Profesi akuntan tak lagi sekadar pencatat, tapi juga analis strategis,” ujarnya.

Perubahan besar itu, lanjutnya, menuntut pembaruan kurikulum pendidikan akuntansi agar lebih responsif terhadap kebutuhan digital. Mahasiswa dan profesional perlu menguasai literasi teknologi, sementara regulator dan dunia akademik harus bersinergi dalam membangun standar etika dan pengawasan yang adaptif.

“Oleh karena itu, perlu kolaborasi,” seru Zaenal. “Akademisi berperan melalui riset, regulator menetapkan standar dan pengawasan, sementara profesi akuntan menjaga etika dan menyesuaikan diri dengan teknologi.”

Namun di balik kecanggihan digital, Zaenal menegaskan satu hal yang tak boleh hilang yakni nilai moralitas. “Teknologi hanyalah alat. Akuntansi tetap harus menjadi bahasa moralitas, bukan sekadar bahasa bisnis.” tegasnya.

Dengan pandangan itu, Zaenal menutup orasinya dengan keyakinan bahwa masa depan akuntansi bukan hanya digital dan cepat, tapi juga berintegritas dan berjiwa kemanusiaan. Semoga. (*)

Editor: Tommy dan Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular