JAKARTA – Setelah sempat heboh dan menjadi perbincangan masyarakat luas mengenai beredarnya foto undangan yang keliru mengenai pelantikan Jenderal TNI (Pur) Sutiyoso sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dan Jenderal TNI Gatot Nurmantyo sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang baru, akhirnya pemerintah melalui Sekretariat Negara (Setneg) mengakui kesalahannya dan meminta maaf secara resmi.
Adapun permintaan maaf dari pemerintah tersebut melalui keterangan tertulis yang dikirim ke awak media oleh Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media, Djarot Sri Sulistyo.
“Kementerian Sekretariat Negara setelah menyadari adanya kesalahan teknis penulisan pada undangan pelantikan Kepala BIN dan Panglima TNI, secepatnya telah menarik dan menggantinya dengan penulisan yang benar,” ujar Djarot di Jakarta, Rabu (8/7).
Sebelumnya memang sempat terjadi keriuhan di media sosial mengenai kesalahan ketik dalam undangan tersebut. Tertulis singkatan BIN menjadi Badan Intelijen Nasional. Padahal sesuai aturan, singkatan BIN adalah Badan Intelijen Negara.
“Penulisan yang benar adalah Kepala Badan Intelijen Negara, sesuai dengan undangan yang telah kami kirimkan kembali pada tamu / pejabat yang diundang,” ungkap Djarot dalam keterangan persnya.
Kontroversi pun terjadi karena adanya tuduhan bahwa foto yang beredar merupakan rekayasa digital. Hingga beredar pula broadcast dari Kusmayanto Kadiman yang berbunyi,”Seorang kawan di Setneg mengakui terjadinya kesalahan tsb. Itu bukan sebuah karya uthak-athik dijital.”
Alhasil, pemerintah melalui Setneg meminta maaf atas kekeliruan tersebut dan berjanji akan berupaya penuh agar tidak terulang kembali.
“Kementerian Sekretariat Negara memohon maaf atas hal tersebut. Kementerian Sekretariat Negara akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas layanan administrasi di lingkungan Lembaga Kepresidenan,” pungkas Djarot.
(sn/bti)