Saturday, June 14, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusAJI Dinilai Berperan Strategis dalam Memperjuangkan Kebebasan Pers Era Orde Baru

AJI Dinilai Berperan Strategis dalam Memperjuangkan Kebebasan Pers Era Orde Baru

Dr. Raisye Soleh Haghia dalam momen Sidang Promosi Doktor Ilmu Sejarah di Kampus UI Depok, Selasa (10/6/2025). (foto: dokumen pribadi)

DEPOK, CAKRAWARTA.com – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dinilai memiliki kontribusi penting dan strategis dalam memperjuangkan kebebasan pers serta membangun jurnalisme independen di Indonesia pada periode 1994 hingga 1999.

Penilaian ini disampaikan oleh Dr. Raisye Soleh Haghia dalam Sidang Promosi Doktor Ilmu Sejarah di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia (UI), yang digelar Selasa (10/6/2025). Dalam sidang tersebut, Raisye dinyatakan lulus dengan predikat sangat memuaskan.

Disertasinya yang berjudul Meretas Jalan Kebebasan: Peran Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dalam Mewujudkan Jurnalisme Independen di Indonesia 1994–1999 memaparkan bagaimana AJI menjadi kekuatan alternatif di tengah kontrol ketat pemerintah Orde Baru terhadap dunia pers.

“Represi yang dialami dunia jurnalistik justru memunculkan resistensi terorganisir. AJI menjadi salah satu contoh penting dari gerakan yang tidak hanya melawan, tetapi juga membangun alternatif,” ujar Raisye dalam paparannya.

Muncul dari Tekanan

Menurut Raisye, lahirnya AJI tidak bisa dilepaskan dari konteks struktural Orde Baru yang mengekang kebebasan berekspresi melalui berbagai mekanisme seperti pembatasan SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers) dan kooptasi terhadap organisasi wartawan resmi seperti Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

Namun di tengah kondisi tersebut, sejumlah jurnalis muda dan mantan aktivis kampus membentuk AJI sebagai upaya membangun ruang publik yang lebih terbuka dan independen.

“Gerakan ini berkembang dari aksi simbolik menjadi perjuangan sistemik. AJI membangun jaringan sipil, memperluas koneksi internasional, mengembangkan pendidikan alternatif, dan menerbitkan media seperti Suara Independen,” tutur Raisye.

Dampak Struktural dan Jangka Panjang

Raisye menjelaskan bahwa perjuangan AJI tidak berhenti di masa Orde Baru. Dalam jangka panjang, AJI turut mewarnai transformasi penting dalam ekosistem pers Indonesia, termasuk dalam perumusan Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999.

Gerakan ini juga membuka ruang bagi berkembangnya nilai-nilai jurnalisme independen dan model organisasi pers yang lebih demokratis. “AJI menjadi pelopor terbentuknya paradigma baru tentang peran pers dalam masyarakat sipil,” ucapnya.

Kontribusi Akademik

Secara akademis, Raisye menyatakan bahwa disertasinya memberi tiga kontribusi penting:

  1. Historiografi dari bawah yang menempatkan aktor-aktor non-elit seperti jurnalis independen sebagai bagian penting dari sejarah.
  2. Pengembangan analisis gerakan sosial, sebagai lensa baru dalam melihat sejarah pers.
  3. Pentingnya pendekatan multidisipliner dalam memahami dinamika gerakan profesional seperti AJI.

Penelitiannya juga memperluas teori aksi kolektif Charles Tilly dengan menunjukkan bagaimana kapital sosial dan budaya digunakan untuk mengatasi tantangan seperti free-rider serta membangun bentuk perlawanan hybrid yang khas gerakan sosial profesional.

Relevansi di Era Digital

Tak hanya memiliki nilai historis, Raisye menilai pelajaran dari AJI tetap relevan dalam menghadapi tantangan pers di era digital saat ini.

“Konektivitas internal, jejaring lintas sektor, dan adaptasi terhadap teknologi adalah prinsip yang harus terus dijaga oleh komunitas jurnalis,” katanya.

Penelitian ini juga membuka ruang studi lanjutan, seperti transformasi gerakan pers di era digital, perbandingan dengan gerakan sejenis di negara lain, serta studi mengenai pewarisan nilai-nilai AJI pada generasi jurnalis pasca Reformasi.

“Warisan terbesar AJI adalah bukti bahwa jurnalisme independen bisa tumbuh bahkan di tengah sistem yang represif, dan menjadi kekuatan perubahan sosial yang nyata,” tutup Raisye.(*)

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular