Wednesday, December 17, 2025
spot_img
HomePolitikaPWNU DKI Angkat Suara, Muktamar Luar Biasa Dinilai Jalan Keluar Konflik PBNU

PWNU DKI Angkat Suara, Muktamar Luar Biasa Dinilai Jalan Keluar Konflik PBNU

Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta, KH Lutfi Hakim. (foto: istimewa)

JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DKI Jakarta angkat suara terkait konflik berkepanjangan yang terjadi di tubuh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). PWNU DKI menilai Muktamar Luar Biasa (MLB) merupakan jalan keluar konstitusional untuk mengakhiri perseteruan di tingkat elite organisasi tersebut.

Wakil Ketua PWNU DKI Jakarta sekaligus tokoh Betawi, KH Lutfi Hakim, mengatakan konflik internal PBNU yang terus berlarut tidak hanya mencoreng marwah organisasi, tetapi juga menimbulkan kegaduhan di ruang publik, khususnya di Jakarta yang kerap menjadi pusat dinamika konflik.

Menurut Lutfi, warga NU dan masyarakat Jakarta merasa terusik karena berbagai polemik internal PBNU hampir selalu berlangsung di Ibu Kota.

“Jakarta seolah hanya dijadikan panggung konflik. Mulai dari pemecatan ketua umum hingga penunjukan penjabat ketua umum, semuanya terjadi di Jakarta,” kata Lutfi dalam keterangannya, hari ini, Rabu (17/12/2025).

PWNU DKI Jakarta memetakan konflik internal PBNU ke dalam dua kelompok besar. Pertama, kelompok pengurus yang berada di belakang KH Miftachul Akhyar. Kelompok ini kerap disebut Kelompok Sultan, merujuk pada rapat pleno yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, yang menetapkan KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat Ketua Umum PBNU.

Kelompok kedua adalah Kelompok Kramat, yang berada di belakang Ketua Umum PBNU sekaligus Mandataris Muktamar ke-34 NU, KH Yahya Cholil Staquf. Penamaan ini merujuk pada rapat yang digelar di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta. Rapat tersebut semula disebut sebagai rapat pleno, namun kemudian dijelaskan sebagai rapat koordinasi penanganan bencana NU.

PWNU DKI menilai konflik tersebut berlarut-larut karena mengabaikan peran Musytasyar dan Masyaikh yang seharusnya menjadi rujukan utama dalam menyelesaikan persoalan jamaah dan jam’iyyah NU.

Atas dasar itu, PWNU DKI Jakarta mendesak Tim Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) Muktamar ke-34 NU di Lampung untuk mengambil langkah konstitusional, termasuk mencabut mandat Rais Aam atas diri KH Miftachul Akhyar dan mendorong segera digelarnya Muktamar Luar Biasa.

PWNU DKI Jakarta juga menyatakan kesiapan Jakarta menjadi tuan rumah Muktamar Luar Biasa apabila disepakati secara nasional.

“MLB merupakan jalan keluar paling bermartabat agar NU kembali pada khittah, musyawarah, dan penghormatan terhadap ulama. Jakarta siap menjadi tuan rumah,” tandas Lutfi mengakhiri keterangan.(*)

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular