Saturday, April 27, 2024
HomeInternasional2 WNI Ditahan Otoritas Jepang, Kemenlu Nilai Ada Kejanggalan

2 WNI Ditahan Otoritas Jepang, Kemenlu Nilai Ada Kejanggalan

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Armanatha Nasir. (Dok. The Gurdian)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Armanatha Nasir. (Dok. The Gurdian)

JAKARTA – Dua Warga Negara Indonesia (WNI) ditangkap otoritas Jepang belum lama ini. Mereka diduga terlibat dalam kepemilikan senjata di Negeri Sakura itu. Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI membenarkan kabar tersebut, namun ada beberapa kejanggalan dalam penahanan tersebut.

Juru Bicara (Jubir) Kemenlu, Armanatha Nasir menjelaskan bahwa surat notifikasi kekonsuleran yang dikirim pihak Jepang, hanya mewakili satu orang WNI. Padahal, ada dua warga Indonesia yang ditahan. Untuk itu, Armanatha berniat menyelidiki lebih jauh masalah terkait surat itu.

“Notifiksi konsuler per kemarin (25/11) sore oleh otoritas Jepang hanya untuk salah satu Wni. Kita harus cek apakah itu memang permintaan dari WNI yang bersangkutan atau ada alasaan lain,” ujar Armanatha Nasir di kantornya, Jakarta, Kamis (26/11).

Saat ini, pria yang akrab dipanggil Tata itu mengklaim Kedutaan Besar RI (KBRI) untuk Jepang di Tokyo sudah bergerak. Khususnya memastikan hak-hak hukum kedua WNI dipenuhi oleh otoritas Jepang. Namun demikian, Kemenlu masih belum bisa memastikan perihal para WNI itu ditangkap.

Tata menjelaskan pihaknya sedang menunggu penjelasan otoritas negeri sakura itu. Banyak spekulasi berhembus seiring penangkapan dua WNI, ada kabar miring mengenai keterkaitan mereka dengan teroris atau organisasi radikal. Kemenlu menolak berspekulasi terkait hal ini, apalagi memberikan info nama para WNI. Pemerintah Indonesia menyerahkan semua proses investigasi kedua WNI pada otoritas Jepang, termasuk tujuan mereka atas kepemilikan senjata api.

“Sampai sekarang belum dapat info. Sebelum kita firm kasus ini menjadi case yang closed, kita tak bisa memberikan nama. Karena sering terjadi orang diidentifikasi bergabung dengan teroris, tapi ternyata tidak dan ketika kembai ke sini, mereka tidak diterima oleh masyarakat,” pungkas Tata.

(msa/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular