Sunday, May 4, 2025
spot_img
HomeSosial BudayaKemanusiaanTangis dan Tekad: Kapolda Jateng Jenguk Brigadir Eka, Korban Penyanderaan Kelompok Anarko

Tangis dan Tekad: Kapolda Jateng Jenguk Brigadir Eka, Korban Penyanderaan Kelompok Anarko

Kapolda Jateng Irjen Pol Ribut Hari Wibowo saat menjenguk Brigadir Eka di RS Bhayangkara, Semarang, Jumat (2/5/2025). (foto: Polda Jateng for Cakrawarta)

SEMARANG, CAKRAWARTA.com – Suasana ruang perawatan di RS Bhayangkara Semarang pada Jumat (2/5/2025) pagi tampak hening ketika langkah tegas Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol Ribut Hari Wibowo, memasuki kamar tempat Brigadir Eka dirawat. Sorot mata sang Kapolda seketika melunak saat melihat anggota mudanya, terluka namun tetap menyunggingkan senyum hormat.

Brigadir Eka bukan sekadar anggota kepolisian yang sedang sakit. Ia adalah simbol keberanian di tengah kericuhan aksi May Day 2025 yang berubah kacau oleh ulah kelompok tak bertanggung jawab. Dalam peristiwa yang terjadi pada Kamis (1/5/2025) kemarin di Kompleks Kantor Gubernur Jateng, aksi damai buruh yang semula diwarnai orasi dan lantunan sholawat mendadak berubah mencekam.

Sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga merupakan bagian dari kelompok Anarko datang memprovokasi, merusak tatanan damai yang sudah dijaga bersama. Personel Polda Jateng dengan sigap melindungi para buruh dengan memindahkan mereka ke area aman dalam kompleks gubernuran. Namun, situasi terus memanas. Massa liar membakar ban, melempari aparat, dan dalam kekacauan itu, Brigadir Eka disandera—seorang petugas muda yang tengah bertugas secara tertutup.

Beberapa jam yang panjang dan penuh ketegangan pun terjadi. Di balik layar, aparat terus berupaya mengevakuasi sang brigadir. Malam harinya, Eka akhirnya berhasil dibebaskan dan langsung dilarikan ke rumah sakit. Ia selamat, tetapi luka fisik dan trauma masih membekas.

“Kehadiran saya di sini bukan hanya sebagai Kapolda, tapi sebagai senior yang peduli. Setiap personel adalah keluarga. Kami tidak akan pernah membiarkan satu pun dari mereka berdiri sendiri,” ujar Irjen Ribut dengan suara yang tertahan saat menggenggam tangan Brigadir Eka.

Kehangatan itu tak hanya hadir dari pimpinan. Dukungan juga datang dari seluruh jajaran Polda Jateng yang mengecam keras tindakan brutal tersebut. Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto, menyatakan bahwa penyanderaan terhadap aparat negara adalah pelanggaran serius terhadap hukum dan nilai kemanusiaan.

“Tindakan keji ini tidak bisa ditoleransi. Kami akan mengusut tuntas dan menyeret pelaku ke ranah hukum. Tugas kami adalah menjaga ketertiban, tapi keselamatan anggota juga harga mati,” tegas Artanto.

Di balik luka di tubuhnya, Brigadir Eka menyimpan semangat yang tak patah. Ia menjadi cermin dari ribuan polisi di penjuru negeri yang setiap hari turun ke jalan, bukan untuk kekuasaan, tapi untuk menjaga ketenangan masyarakat.

Hari itu, di ruang rawat sederhana, tak hanya luka yang disembuhkan. Tapi juga keyakinan: bahwa dalam seragam cokelat itu, ada jiwa yang rela terluka demi kedamaian, dan selalu ada keluarga besar Bhayangkara yang akan menjaga mereka pulih dan kembali berdiri tegak.

(Reza/Tommy/Rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular