Sunday, May 4, 2025
spot_img
HomeSains TeknologiDari Rongsokan Menjadi Harapan: Inovasi Prajurit Denpal V/1 untuk Ketahanan Pangan

Dari Rongsokan Menjadi Harapan: Inovasi Prajurit Denpal V/1 untuk Ketahanan Pangan

Mayor Cpl Risky Zein, Dandenpal V/1 Madiun, saat menunjukkan mesin pencacah karya pajuritnya  di Jl. Yos Sudarso, Madiun, Jumat (2/5/2025). (foto: arwang)

MADIUN, CAKRAWARTA.com –Di tangan prajurit-prajurit berseragam loreng, barang rongsokan bisa menjelma menjadi sumber harapan. Adalah Denpal V/1 Madiun, satuan perawatan dan pemeliharaan TNI AD, yang berhasil merancang dan menciptakan sebuah mesin pencacah pakan ternak berkemampuan tinggi—mengubah limbah menjadi berkah, dan logam tua menjadi penyelamat pangan.

Tak tanggung-tanggung, mesin karya mereka mampu mencacah hingga 5 ton pakan dalam satu jam—dua kali lebih cepat dibandingkan produk serupa di pasaran. Hasil cacahan pun langsung siap dikonsumsi hewan ternak, tanpa perlu proses tambahan.

“Kami ingin memberi solusi nyata bagi para petani dan peternak. Mereka sudah terlalu lama bergelut dengan keterbatasan,” ujar Mayor Cpl Risky Zein, Dandenpal V/1 Madiun, saat ditemui di kantornya di Jl. Yos Sudarso, Madiun, Jumat (2/5/2025).

Mesin ini bukan sekadar alat teknis. Ia adalah perwujudan nilai-nilai pengabdian dan kreativitas. Tidak hanya mencacah rumput dan daun, alat ini juga mampu menghancurkan ranting dan pelepah pisang—material keras yang biasanya membuat mesin lain menyerah. Keunggulan itu berkat empat mata pisaunya yang terbuat dari plat baja dan per truk bekas, yang sebelumnya teronggok begitu saja di gudang satuan.

Lebih dari itu, sebagian besar komponen mesin berasal dari limbah. Kerangka besi tua, dinamo dari mobil rusak, hingga panel bekas disulap jadi bagian penting dari inovasi ini. Sebuah langkah cerdas, efisien, sekaligus penuh kepedulian terhadap lingkungan.

“Setiap baut dan lasan adalah simbol perlawanan kami terhadap kemustahilan. Kami ingin membuktikan bahwa dari apa yang dianggap tak berguna, kita bisa menciptakan sesuatu yang bermakna,” ucap Mayor Risky dengan mata yang menyiratkan idealisme.

Mesin ini dirancang fleksibel, dengan dua sistem penggerak: motor bensin 7,5 horse power dan dinamo listrik 1,5 horse power. Ia bisa digunakan di pelosok desa tanpa listrik, maupun di kandang-kandang modern yang butuh efisiensi tinggi.

Semangat besar di balik penciptaan mesin ini tak lepas dari arahan dan dorongan Danrem 081/DSJ, Kolonel Arm Untoro Hariyanto, yang mewajibkan seluruh satuan di bawah komandonya untuk berperan aktif dalam program ketahanan pangan nasional.

“Perintah beliau jadi pemicu. Dari situ, kami merasa terpanggil untuk tidak sekadar menjaga senjata, tapi juga menjaga harapan rakyat lewat inovasi nyata,” ujar Mayor Risky, lulusan Akmil 2008 itu.

Mesin pencacah ini kini menjadi simbol bahwa militer bukan hanya soal perang, tapi juga tentang menyatu dengan rakyat. Tentang mencangkul bersama petani, dan menanam harapan bersama peternak.

“Inilah sumbangsih kecil kami. Semoga bisa membantu negeri ini berdiri lebih tegak lewat pangan yang cukup,” pungkasnya.

(Arwang/Tommy/Rafel)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Berita Terbaru

Most Popular