Tuesday, December 16, 2025
spot_img
HomeEkonomikaSurvei: 6 dari 10 Pekerja Muda Tak Tahu Beda DPLK dan JHT...

Survei: 6 dari 10 Pekerja Muda Tak Tahu Beda DPLK dan JHT BPJS, Ini Dampaknya di Masa Tua

Ilustrasi.

JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Meski gaji sudah diterima tiap bulan, banyak pekerja muda ternyata belum memahami cara mempersiapkan masa pensiun mereka. Dalam survei terbaru, 6 dari 10 pekerja muda di Jabodetabek tak tahu perbedaan antara Jaminan Hari Tua (JHT) BPJS Ketenagakerjaan dengan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

Survei ini dilakukan oleh peneliti dana pensiun dari LSP Dana Pensiun, Syarifudin Yunus, pada Juli 2025. Survei melibatkan 105 responden pekerja muda berusia 20-40 tahun di wilayah Jabodetabek, dengan rentang gaji Rp3-10 juta ke atas.

“Sebagian besar mengira JHT dari BPJS sudah cukup untuk pensiun. Padahal itu tidak akan cukup menopang hidup di hari tua. Edukasi harus dimulai dari sekarang,” ujar Syarifudin saat merilis hasil survei, Kamis (24/7/2025).

Dari survei tersebut, lanjut Syarifuddin, didapatkan data bahwa 57% responden mengaku “kurang tahu” soal perbedaan DPLK dan JHT BPJS. Lalu sebanyak 31% “tahu”, tapi belum tentu paham manfaat atau memilikinya, dan Hanya 12% yang “sangat tahu”, namun juga belum tentu memiliki DPLK.

Hasil ini mempertegas bahwa literasi pensiun di kalangan Gen Z dan Milenial masih sangat rendah, padahal mereka adalah kelompok usia produktif terbesar di Indonesia, mencapai 144 juta jiwa atau 53% dari populasi.

Risiko Serius Bila Tak Punya Dana Pensiun

Tanpa tabungan pensiun seperti DPLK, para pekerja muda akan menghadapi berbagai risiko finansial serius di masa tua, antara lain:

Hasil Survei Syarifuddin Yunus. (Gambar: dokumen pribadi)
  1. Kekurangan penghasilan saat pensiun
  2. Menurunnya kualitas hidup
  3. Kesulitan membiayai kebutuhan harian
  4. Ketergantungan pada anak/keluarga
  5. Menjadi bagian dari kelompok rentan
  6. Menambah beban negara dan ekonomi

“Kalau hari ini tidak mulai menabung Rp300 ribu per bulan, maka saat pensiun bisa kekurangan lebih dari Rp1 miliar,” kata Syarifudin mengingatkan.

DPLK adalah program pensiun sukarela yang membantu pekerja membangun dana hari tua secara mandiri. Berbeda dengan JHT dari BPJS, DPLK bisa disesuaikan dengan target pensiun dan dikelola lebih fleksibel oleh lembaga keuangan.

Namun, rendahnya pemahaman tentang DPLK menjadi tantangan tersendiri. Edukasi dan digitalisasi layanan dinilai penting untuk meningkatkan kepemilikan DPLK di kalangan pekerja muda.

“Jangan sampai kita mengulang kisah Generasi X dan Baby Boomer, yang banyak tidak punya dana pensiun. Generasi muda harus jadi pelopor kesadaran pensiun sejak dini,” tegas Syarifudin.

Kini, saatnya generasi muda menyiapkan masa tua dengan bijak. Edukasi finansial, akses digital, dan komitmen menabung menjadi kunci agar para pekerja muda tidak menjadi bagian dari “Generasi Tanpa Pensiun”.

Karena bekerja keras di usia muda, harus seimbang dengan hidup layak di masa pensiun. Jangan tunggu sampai terlambat.(*)

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular