Friday, April 19, 2024
HomeSudut PandangSelamat Hari Pendidikan Nasional! Apa Kabar Pendidikan di Indonesia?

Selamat Hari Pendidikan Nasional! Apa Kabar Pendidikan di Indonesia?

Hari ini, 2 Mei 2023, bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas. Penetapan Hardiknas ini didasarkan pada hari kelahiran Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara.

Hardiknas ini mulai diperingati sejak tahun 1954. Hardiknas dijadikan momentum untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara dalam dunia pendidikan sekaligus bahan refleksi terhadap proses pendidikan yang ada di Indonesia. Bagaimana dengan tahun ini? Apa kabar pendidikan di Indonesia?

Mengenang Peran Ki Hajar Dewantara dalam Pendidikan di Indonesia

Sosok Ki Hajar Dewantara memang tidak bisa dilepaskan dari perkembangan proses pendidikan di Indonesia. Melalui Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara sudah berjuang untuk kemajuan pendidikan di Indonesia mulai zaman politik etis.

Kala itu, Taman Siswa menjadi kesempatan pendidikan bagi kaum pribumi yang tidak memiliki akses mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial.

Tak sekadar mendirikan sekolah, banyak sekali ajaran-ajaran dari Ki Hajar Dewantara yang bisa menjadi pedoman pelaksanaan pendidikan di Indonesia hingga saat ini.

Misalnya, semboyan “Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani”. Ing Ngarso Sung Tulodho artinya yang berada di depan (seorang pemimpin) harus mampu menjadi teladan. Sementara, Ing Madyo Mangun Karso artinya yang berada di tengah kesibukannya juga harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat. Dan Tut Wuri Handayani artinya yang berada di belakang harus mampu memberikan dorongan moral dan semangat kerja.

Ketiganya memberikan arti penting bahwa pendidikan sejatinya harus mampu memberikan teladan, membangkitkan semangat, serta selalu mendorong untuk tetap berusaha dalam belajar.

Hingga kini, semboyan tersebut masih menjadi ruh pelaksanaan pendidikan di Indonesia.

Tak hanya itu, ajaran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan, dijadikan pedoman pelaksanaan pendidikan di Indonesia saat ini. Merdeka belajar, sebuah konsep yang baru setahun terakhir ini nyatanya adalah konsep pendidikan yang telah diungkapkan oleh Ki Hajar Dewantara.

Merdeka Belajar menurut Ki Hajar Dewantara dapat dilihat dalam pemikirannya mengenai pendidikan yang berfokus pada  kebebasan berpikir yang ditujukan kepada siswa dan guru, sehingga mendorong terbentuk karakter jiwa merdeka.

Pendidikan seharusnya mampu memberikan dorongan terhadap perkembangan siswa.  Menjadi pendidikan yang mengajarkan untuk mencapai perubahan dan dapat bermanfaat bagi lingkungan masyarakat.

Pendidikan juga merupakan sarana untuk meningkatkan rasa percaya diri, mengembangkan potensi yang ada dalam diri, diimbangi dengan sikap perilaku yang berkarakter dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan.

Hal ini sesuai dengan kurikulum merdeka yang ditetapkan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim, atau yang akrab disapa Mas Menteri. Mas Menteri menetapkan kurikulum merdeka sebagai acuan pelaksanaan pendidikan di Indonesia mulai tahun ajaran 2022 lalu.

Kurikulum merdeka ini berfokus pada pemberian materi esensial, penguatan potensi, dan pengembangan karakter siswa. Kurikulum merdeka melalui semangat merdeka belajar ini tak hanya fokus pada pengembangan aspek kognitif saja, melainkan juga pada pendidikan karakter.

Pengembangan karakter siswa dalam kurikulum ini bertujuan agar siswa memiliki karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila. Profil pelajar Pancasila ini adalah siswa yang memiliki karakter : 1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.

Apa Kabar Pendidikan di Indonesia?

Tahun ini, tema Hardiknas adalah “Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar”.

Sebagai sebuah konsep yang masih baru, tentu penerapan merdeka belajar ini belum maksimal. Banyak perubahan dalam dunia pendidikan setelah ditetapkannya kurikulum merdeka ini.

Mulai dari dihapuskannya UN (Ujian Nasional) hingga perlunya pelibatan orang tua dalam pelaksanaan merdeka belajar ini.

Merdeka belajar memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bisa belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Inilah yang membuat guru disarankan untuk melakukan pembelajaran yang berdiferensiasi. Harapannya, semua potensi yang dimiliki setiap siswa bisa berkembang secara maksimal.

Salah satu ciri merdeka belajar ini adalah pembelajaran yang berbasis proyek. Melalui pembelajaran berbasis proyek ini siswa diharapkan mampu mengenali setiap permasalahan yang ada disekitarnya dan mampu memberikan solusi terhadap permasalahan tersebut.

Ini akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna. Tak sekadar menghafalkan teori semata, tetapi juga mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari.

Dalam merdeka belajar fokus utamanya bukanlah mendapatkan konsep, fakta, prosedur semata, melainkan untuk mendapatkan pengetahuan metakognitif.

Artinya apa yang diterima di sekolah bisa dipakai dalam kehidupan sehari hari. Oleh sebab itu, proses pembelajaran di sekolah dan di rumah itu harus berjalan seimbang.

Disinilah peran orangtua dibutuhkan. Merdeka belajar sangat membutuhkan peran orang tua. Orang tua tak hanya memberikan kebebasan kepada anak untuk bisa belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing, melainkan juga bisa menjadi fasilitator belajar bagi anak-anaknya. Orang tua menjadi patner guru dalam melakukan proses pendidikan.

Sayangnya, saat ini masih belum banyak orang tua yang berpikiran seperti itu. Masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab guru semata. Hal inilah yang akhirnya menjadi salah satu penghambat pelaksanaan merdeka belajar di Indonesia.

Oleh karena itu, marilah perayaan Hardiknas tahun ini menjadi momentum bagi setiap orang tua untuk ikut terlibat dalam proses pendidikan anak-anaknya. Mari dukung pelaksanaan merdeka belajar demi pendidikan yang lebih baik lagi.

Sebagaimana kata pepatah “It takes a village to raise a child”. Dibutuhkan orang sekampung untuk mendidik seorang anak.

Selamat Hari Pendidikan Nasional, Bergerak Bersama Semarakkan Merdeka Belajar.

 

DIAN KUSUMAWARDANI

Staf Pengajar di BKB Nurul Fikri 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular