Friday, April 26, 2024
HomePolitikaSafari Politik Anies Baswedan Dinilai Melanggar, Pengamat: Itu Mengada-Ada!

Safari Politik Anies Baswedan Dinilai Melanggar, Pengamat: Itu Mengada-Ada!

Anies Baswedan saat menyampaikan orasi politik ketika menghadiri rapat akbar dan kader Partai NasDem di Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (10/12/2022). Setelah diusung Nasdem, Anies Baswedan gencar melakukan safari politik sehingga dituduh melakukan pelanggaran kampanye. (foto: arnas padda/wsj/antara)

SURABAYA – Partai NasDem resmi mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, sebagai bakal calon Presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang. Keseriusan Nasdem mengusung mantan tim sukses Joko Widodo di tahun 2014 lalu itu nampaknya serius. Karenanya, NasDem mengajak Anies untuk bersafari politik keliling Indonesia dalam tempo yang cukup padat.

Pengamat Politik Ali Sahab menilai safari politik yang dilakukan Anies Baswedan dan Partai Nasdem merupakan langkah wajar.

“Apa yang dilakukan NasDem dan Anies itu merupakan kampanye politik yang dilakukan jauh sebelum masa kampanye. Walaupun ke depannya belum tentu menjadi calon tapi hal ini perlu diapresiasi untuk siapapun,” kata Ali Sahab pada media ini, Ahad (1/1/2023) dini hari.

Menurut Ali, hal tersebut justru menjadi media pembelajaran politik bagi masyarakat. Walaupun terdapat pro-kontra dalam langkah politik Partai NasDem, ia menilai hal itu lumrah terjadi di sebuah negara demokrasi.

“Dalam kampanye politik bisa juga digunakan sebagai media penyampaian ide dan gagasan untuk Indonesia. Sehingga pemilih tahu kemampuan seseorang yang akan menjadi calon presiden,” tandasnya.

Sementara itu, mengenai isu pelanggaran yang dilakukan Anies dan Nasdem karena dianggap mencuri start kampanye mengada-ada.

“Orang yang bisa dikatakan curi start ketika dia sudah dinyatakan sebagai calon dan memasuki masa kampanye. Jadi ketika Anies belum menjadi calon tidak bisa disanksi,” jelasnya.

Ali juga menilai bahwa yang dilakukan oleh Partai NasDem dan Anies patut diikuti oleh lainnya. Seharusnya, lanjutnya, media publik mampu menjadi ajang tarung gagasan antara calon-calon pemimpin. Sehingga, ke depan masyarakat tidak hanya sekadar tahu wajah para calon namun juga pandangannya tentang bangsa.

“Saya kira justru harus didukung siapapun yang berkeinginan maju sebagai calon presiden untuk memaparkan ide gagasannya tentang Indonesia ke depan sehingga pemilih tidak memilih kucing dalam karung. Pemilih dan para politisi harus berpikiran terbuka dan maju terkait kontestasi di pemilu,” tandas dosen FISIP Unair itu mengakhiri keterangannya.

(bus/pkip/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular