Saturday, April 20, 2024
HomeEkonomikaDaerahRencana Suami Arumi Bachin Ubah Pasar Tradisional Jadi Supermarket Ditolak

Rencana Suami Arumi Bachin Ubah Pasar Tradisional Jadi Supermarket Ditolak

Ilustrasi (foto: istimewa)
Ilustrasi (foto: Egha Epiyatul Putra)

SURABAYA – Bupati Trenggalek yang baru terpilih pada Pilkada Serentak pertama tahun lalu, Emil Dardak mulai menuai kontroversi. Rencana pejabat yang juga suami artis ibukota, Arumi Bachin yang ingin mengalih fungsikan lahan pasar tradisional di Pasar Pon Trenggalek menjadi padar modern mulai diprotes. Salah satunya berasal dari GARDA SANDI (Gerakan Pemuda Desa Mandiri). Ketua Umum DPP GARDA SANDI, Cokro Wibowo Sumarsono menjelaskan bahwa pasar tradisional adalah pilar ekonomi masyarakat desa, dan didirikan untuk memenuhi hajat hidup orang banyak.

Cokro Wibowo mengatakan matinya warung-warung “pracangan” milik warga justru diakibatkan menjamurnya toko modern berbasis waralaba yang makin mendesak perekonomian rakyat ke benteng terakhir pertahanannya yaitu pasar tradisional.

“Ketika benteng terakhir itu pun ternyata juga tidak luput dari serbuan pasar modern atau supermarket maka hancurlah perekonomian rakyat,” ujar Cokro Wibowo, Jumat (13/5/2016) melalui sambungan telepon.

Pihak GARDA SANDI menilai kebijakan Bupati baru Trenggalek yang akan menggusur pedagang tradisional yang telah puluhan tahun turun-temurun berjualan di Pasar Pon Trenggalek patut dikritisi bersama.

“Rencana mengubah pasar tradisional menjadi supermarket menunjukkan lemahnya pemahaman Bupati akan kultur dan pemihakan terhadap wong cilik. Bukan cuma pedagang pasar yang dirugikan, namun juga segenap warga Trenggalek akan kehilangan pasar tradisional kebanggaannya,” tegas Cokro.

Menurut Cokro, masih banyak lahan kosong aset Pemkab Trenggalek yang belum didayagunakan. Jika diteruskan maka itu membuktikan lemahnya cetak biru pola pembangunan dan konsepsi tata ruang perencanaan pembangunan di Trenggalek. Karenanya penghancuran Pasar Pon adalah kebijakan pro kapitalistik yang benar-benar akan membuat kaum kecil makin melarat dan termelaratkan oleh sistem.

“Bupati yang dibesarkan di Jakarta jangan semena-mena menerapkan pola pembangunan keblinger ala ibukota di Trenggalek. Tolak alih fungsi Pasar Pon menjadi Supermarket,” tandas Cokro menutup pernyataannya.

(bus/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular