Saturday, May 10, 2025
spot_img
HomePolitikaDaerahRakorwil LTN PWNU Jatim: Saat Para Pendakwah Digital Kembali Menyatukan Langkah

Rakorwil LTN PWNU Jatim: Saat Para Pendakwah Digital Kembali Menyatukan Langkah

Para pengurus LTN PWNU Jatim dan PCNU se-Jatim berkumpul melakukan rakorwil di Kantor PWNU Jatim, Surabaya, Sabtu (10/5/2025). (foto: LTN PWNU Jatim for Cakrawarta)

SURABAYA, CAKRAWARTA.com – Sabtu (10/5/2025), Aula KH Bisri Syansuri di Kantor PWNU Jawa Timur terasa lebih hangat dari biasanya. Di sana, para pegiat Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTNNU) dari berbagai daerah di Jatim berkumpul, bukan hanya untuk rapat biasa. Mereka datang membawa satu semangat: memastikan NU tetap bersinar di tengah gemuruh zaman digital.

Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) ini jadi ruang temu penting, di mana ide-ide dan strategi disatukan. Di balik mikrofon, Ketua LTNNU Jatim, H Helmy M Noor, menyampaikan sesuatu yang tidak hanya penting, tapi juga cukup menggugah.

“LTN harus bisa jadi marketing communication-nya NU. Kalau kita tidak menyesuaikan diri, generasi muda bisa-bisa nggak kenal NU sama sekali,” ujarnya, tegas tapi tetap hangat.

Baginya, LTNNU punya tugas mulia: menjadi jembatan antar-lembaga dan banom NU, serta bersinergi dengan pemerintah. Bukan demi popularitas, tapi agar nilai-nilai ke-NU-an tetap hidup, hadir, dan relevan di setiap ruang—termasuk ruang digital.

“Kita ingin Rakorwil ini jadi titik tolak. Saatnya LTNNU tampil sebagai wajah NU yang komunikatif dan adaptif,” lanjut Helmy.

Di sisi lain, H Ahmad Karomi selaku Ketua Panitia mencoba menyuntikkan semangat dari sisi yang lebih personal. Ia yakin bahwa masing-masing delegasi membawa program keren yang bisa jadi bahan belajar bersama.

“Saya percaya teman-teman punya banyak hal luar biasa yang bisa kita share. Kita kuat karena kita saling dukung,” kata Karomi sambil tersenyum.

Menjelang akhir, ia juga tak lupa menyampaikan permohonan maaf jika ada yang kurang dari penyelenggaraan acara. Dengan rendah hati, ia mengutip kalimat yang sarat makna:

“اَلْإِنْسَانُ مَحَلُّ الْخَطَإِ وَالنِّسْيَانِ. Manusia tempatnya salah dan lupa.”

Rakorwil kali ini memang bukan sekadar soal rapat atau laporan program. Ia adalah ruang penyadaran, bahwa di tengah cepatnya arus informasi, NU juga harus hadir dengan wajah baru—wajah yang tidak kehilangan akarnya, tapi tahu ke mana arah zaman bergerak. (*)

Editor: Abdel Rafi

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular