Saturday, April 20, 2024
HomeSosokPegang Keris di Museum Brawijaya, Mayjen Farid Makruf Teringat Senjata Tadulako

Pegang Keris di Museum Brawijaya, Mayjen Farid Makruf Teringat Senjata Tadulako

Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, MA berkesempatan memegang senjata keris saat berkunjung ke Museum Brawijaya pada lawatannya di Malang, Kamis (5/1/2023). (foto: jafar)

MALANG – Selain bertemu dengan jajaran Korem 083/Baladika Jaya dan prajurit Yonif Mekanis 512/Qurutara Yudha, Pangdam V/Brawijaya, Mayjen TNI Farid Makruf, MA berkesempatan Berkunjung ke Museum Brawijaya pada lawatannya di Malang, Kamis (5/1/2023).

Seperti diketahui, museum militer yang selesai dibangun 1968 ini dirintis oleh Pangdam V/Brawijaya 1959-1962, Brigjen TNI (Purn) Soerachman.

Museum ini dibangun di atas tanah hibah dari Pemerintab Kota Malang seluas 10.500 meter persegi. Dukungan biayanya berasal dari Martha, pemilik hotel di Tretes, Pandaan. Sedang arsiteknya adalah Kapten Soemadi.

Museum ini menyimpan ratusan barang bersejarah, buku, dokumen, kendaraan, pakaian, dan senjata-senjata tua dari zaman perang kemerdekaan, baik rampasan dari Belanda atau Jepang maupun buatan dalam negeri.!!

Yang tak kalah menarik adalah adanya 300-an koleksi keris milik Mayjen TNI (Purn) Imam Utomo. Ia adalah Gubernur Jatim 1998-2008 dan Pangdam V Brawijaya 1995-1997!!

“Keris sebelumnya dititipkan di Museum Mpu Tantular Sidoarjo. Kemudian pengambilan keris melalui biro khusus di museum dan untuk jumlahnya diperkirakan mencapai 300-an keris,” jelas MA Tabin, pemandu Museum Brawijaya.

Setelah berkeliling, Mayjen TNI Farid Makruf melihat etalase keris koleksi Museum itu. Ia lalu memegang keris dan meloloskan dari sarungnya.

Sambil mengacungkan kerisnya, ia berujar; “Ini senjata Tadulako.”

Tadulako merujuk pada profil sosok panglima perang di Sulawesi Tengah. Putra asli Madura ini memimpin Korem 132/Tadulako yang berkedudukan di Ibu Kota Provinsi Sulteng.

Untuk diketahui, Pangdam V/Brawijaya pernah membangun Museum Guma, museum senjata tradisional di Palu semasa menjadi Danrem 132/Tadulako.

(jafar/bus)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular