
Trenggalek, – Sektor UMKM menyerap tenaga kerja mencapai 97% sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani pada acara Microfinance Outlook 2024 beberapa waktu lalu di Jakarta. Namun tingginya angka serapan tenaga kerja tersebut berbanding terbalik dengan banyak fakta di lapangan, bagaimana perkembangan sektor UMKM masih tersendat untuk maju dan naik kelas. Karenanya mereka membutuhkan mentoring dan pendampingan khususnya dari kalangan akademisi sehingga bisa memaksimalkan peran dan dampak UMKM bagi perekonomian nasional.
Untuk itu, pada hari Jumat (25/10/2024) lalu, sejumlah akademisi dari UPN Veteran Jatim dan Universitas Tulungagung (UNITA) mengadakan pelatihan untuk pelaku bisnis sektor UMKM di Desa Jajar Gumregah, Kabupaten Trenggalek.
Menurut pengakuan Mufida Diah Lestari, akademisi UNITA, kegiatan pelatihan tersebut pada awalnya didesain untuk menaikkan kemampuan produksi UMKM di Desa Jajar, namun melalui studi awal pada pertengahan tahun 2024 ini, pihaknya menemukan bahwa UMKM di Desa Jajar ini masih belum menemukan pangsa pasar yang menyediakan permintaan lebih besar. Dampaknya, ketika kapasitas produksi bertambah, belum tentu barang akan terjual semua.
“Karena itulah, di tahun pertama kegiatan PDB ini, kami masih fokus memberikan pendampingan, pendataan, dan pelatihan untuk memastikan kemampuan teman-teman UMKM untuk melakukan bisnis dalam jumlah yang besar,” ujar Mufida dalam keterangannya pada media ini, Sabtu (2/11/2024).
Mufida menambahkan bahwa kegiatan pendampingan UMKM tersebut merupakan bagian dari program pengabdian kepada masyarakat oleh akademisi UPN Veteran Jatim dan UNITA yang didanai oleh DRTPM Kemendikbudristek RI pada tahun 2024 ini.
Kegiatan pelatihan ini pun dihadiri oleh beberapa UMKM unggulan yang ada di Desa Jajar beserta perwakilan dari Kelompok Tani Dewi Sri, Pokdarwis Kumbokarno Mukti, hingga Kepala Desa Jajar Gumregah, Imam Mukaryanto Edy.
Kepala Desa Jajar Gumregah, Imam Mukaryanto Edy, menegaskan bahwa UMKM sudah menjadi salah satu penggerak ekonomi di Indonesia, begitu juga di Desa Jajar yang ia pimpin, karenanya dia mengapresiasi apa yang dilakukan oleh akademisi dari UPN Veteran Jatim dan UNITA itu.
“Nampaknya apa yang dilakukan oleh UPN Jatim dan UNITA dalam rangka pengembangan pariwisata di Desa Jajar ini juga memperkuat fondasi ekonomi yang berbasis UMKM. Kami yakin kegiatan pelatihan ini menjadi bukti konkret pengabdian UPN Veteran Jawa Timur maupun Universitas Tulungagung kepada masyarakat di daerah melalui penelitian dan pengabdian masyarakat untuk membantu perputaran perekonomian masyarakat desa. Terima kasih banyak,” tegasnya.
Mufida pun ikut menegaskan bahwa kegiatan pendataan dan pendampingan UMKM berfungsi sebagai basis data akademisi UPN Jawa Timur dan UNITA untuk melakukan pemetaan UMKM produktif khususnya di Desa Jajar Gumregah. “Tim UPN Jawa Timur dan UNITA akan melakukan pendampingan yang lebih intensif ke depannya terhadap para UMKM produktif tersebut,” janjinya.
Salah seorang peserta pelatihan, Subandi yang merupakan pebisnis kripik pisang, mengatakan selama ini produk-produk kripik di Desa Jajar dipasarkan di daerah Malang. Ada yang menggunakan kendaraan pribadi dan diantar ke Malang, ada juga yang diserahkan kepada pengepul yang membawa ke Malang.
“Selama ini memang produk UMKM dari Jajar dipasarkan di sekitar daerah Malang, karena mungkin banyak wisata di sana. Terkadang kami menjualnya per bal atau sudah kami kemas dalam bungkus plastik. Hanya saja kami masih kesulitan menemukan solusi untuk kemasan plastik yang besar, yang lebih dari 60 cm memang,” ucap Subandi menyampaikan problem yang ia hadapi.
Ditegaskan Mufida bahwa selain memberikan kontribusi kepada UMKM, kegiatan ini juga melibatkan para mahasiswa yang kemudian diakomodasi melalui program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), khususnya dari program studi Teknik Mesin dan Pariwisata. Para mahasiswa yang mengikuti program ini sebagian bagian dari MBKM yang mereka ikut mengatakan melalui kegiatan pelatihan ini mereka mampu menerapkan ilmu yang mereka dapatkan selama di kampus.
“Dari program ini saya belajar bahwa ternyata cara pembuatan mesin yang diajarkan di kampus sangat bermanfaat untuk orang desa, seperti di Desa Jajar Gumregah ini. Jujur ini merupakan pengalaman pertama saya untuk terjun ke lapangan dan sangat berkesan,” ujar Bagas Wijaya, salah seorang mahasiswa Teknik Mesin UPN Veteran Jawa Timur.
(sule/rafel)



