
JAKARTA, CAKRAWARTA.com – Di satu sudut kota, sebuah rumah berdiri dengan tenang. Tampaknya sederhana, namun menyimpan harapan besar. Rumah itu bernama NETRO—bukan sekadar bangunan, melainkan simbol dari masa depan yang lebih hijau, cerdas, dan inklusif.
Bagi PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), peluncuran NETRO pada Jumat (9/5/2025) bukanlah sekadar seremoni bisnis. Ini adalah jawaban atas kegelisahan banyak orang yang selama ini terpinggirkan dari akses terhadap hunian layak—karena mahal, karena sempitnya lahan, atau karena rumitnya proses pembangunan.
NETRO, akronim dari Smart Net-Zero Growing Modular House System, dikembangkan WEGE bersama PT Dex Solusi Transit (DEX). Produk ini hadir dalam wujud rumah modular yang fleksibel, hemat energi, dan bisa “bertumbuh” mengikuti kehidupan penghuninya.
“Rumah seharusnya tak hanya melindungi dari panas dan hujan. Ia harus bisa tumbuh bersama pemiliknya, jadi saksi setiap perjalanan hidup. Itulah semangat NETRO,” ujar Hadian Pramudita, Direktur Utama WEGE, dengan mata yang berbinar.
Dalam balutan udara pagi Jakarta, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono, turut hadir memberi semangat. Suaranya mantap namun sarat empati saat ia berkata:
“Lewat NETRO, kita tidak hanya membangun hunian. Kita membangun harapan. Kita wujudkan mimpi ribuan keluarga muda, pekerja urban, dan warga daerah tertinggal untuk memiliki rumah yang layak, sehat, dan berkelanjutan.”
Kehadiran NETRO tak bisa dilepaskan dari semangat besar Indonesia menuju Net-Zero Emission tahun 2060. Rumah ini dirancang dengan konsep tiga pilar: Smart Living, Net-Zero Energy, dan Growing Modular. Setiap unit hadir dengan sistem ventilasi alami, panel surya, serta struktur yang bisa dikembangkan layaknya kepingan lego.
Harga awalnya? Mulai dari Rp 300 juta—angka yang menjangkau mimpi banyak keluarga yang selama ini hanya bisa “mengontrak mimpi”.
NETRO bukan hanya untuk kota. Ia juga disiapkan bagi kawasan transmigrasi dan daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). Bayangkan rumah-rumah sehat berdiri di Papua, Maluku, atau perbukitan Nusa Tenggara—dengan proses pembangunan yang 60 persen lebih cepat dari rumah biasa, dan 45 persen lebih rendah jejak karbonnya.
Bukan mimpi. WEGE sudah pernah melakukannya. Dari rumah sakit modular saat pandemi, hingga hunian pekerja di IKN—mereka paham bagaimana membangun dengan cepat, efisien, dan tetap manusiawi.
Kolaborasi pun meluas. Dalam peluncuran NETRO, WEGE menandatangani kemitraan strategis dengan IPB University, WIKA Realty, dan sejumlah mitra lain. Visi mereka sama: membawa rumah bukan hanya ke kota, tapi ke seluruh penjuru negeri.
“NETRO bukan produk akhir. Ini permulaan. Kami akan terus kembangkan versinya, menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan masyarakat,” tutur Iwan Prijanto, CEO DEX, yang menjadi mitra utama dalam desain dan teknologi.
Mungkin, NETRO tidak akan menghiasi iklan-iklan mewah di bilboard ibu kota. Tapi ia akan hadir diam-diam di kampung kecil, pinggir kota, atau desa transmigrasi. Menjadi ruang pertama tempat anak-anak belajar mengeja, tempat pasangan muda membangun keluarga, tempat ibu-ibu memasak dengan cahaya matahari, dan tempat ayah-ayah kembali dengan senyum lega.
Karena rumah terbaik, adalah rumah yang tumbuh bersama kehidupan. Dan NETRO, telah memulainya. (*)
Editor: Tommy dan Rafel