Thursday, October 9, 2025
spot_img
HomePendidikanDunia KampusMetafisika Eksakta: Saat Sains Bersujud di Hadapan Tuhan

Metafisika Eksakta: Saat Sains Bersujud di Hadapan Tuhan

Maulana Syeikh Muhammad Yasin Attari Al-Qadri dari Pakistan saat menjadi pembicara dalam Seminar Internasional di UNPAB, Medan, Rabu (9/7/2025). (foto: Bachtiar djl

MEDAN, CAKRAWARTA.com – Di tengah derasnya arus globalisasi dan krisis nilai dalam dunia modern, Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan menghadirkan sesuatu yang berbeda: sebuah panggung ilmiah yang justru menempatkan spiritualitas sebagai pusat gravitasi ilmu pengetahuan. Lewat Seminar Internasional Metafisika Tasawuf Islam, hari ini, Rabu (9/7/2025), UNPAB menyuarakan sebuah gagasan besar: sains tidak bertentangan dengan agama—ia justru bersujud di hadapan Tuhan.

Dengan tema “Implementasi Metafisika Eksakta dalam Menjawab Tantangan Zaman”, forum ini mempertemukan fisikawan, ulama, akademisi, hingga mursyid tarekat dari berbagai penjuru dunia, untuk mengkaji satu pertanyaan mendasar yaitu bisakah ilmu membuktikan spiritualitas?

Sorotan utama mengarah pada warisan pemikiran Prof. Dr. H. Sayyidi Syaikh Kadirun Yahya, tokoh tarekat dan ilmuwan spiritual asal Sumatera Utara. Melalui pendekatan Metafisika Eksakta, beliau berhasil menjembatani dua kutub besar yang selama ini dianggap bertolak belakang, ilmu eksak dan tasawuf.

Dalam pandangan Kadirun Yahya, zikir bukan hanya amalan ruhani, tapi juga energi yang bisa diukur, dibuktikan, bahkan dijelaskan secara matematis dan fisika modern.

Quantum Entanglement dan Wasilah: Bahasa Ilmiah dari Cinta Spiritual

Pembicara utama, Syaikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin, SH., MBA., MM., cucu dari Syaikh Kadirun Yahya, menjelaskan bahwa konsep-konsep fisika modern seperti Quantum Entanglement memiliki padanan dalam ajaran tasawuf: wasilah, hubungan ruhani yang lintas ruang dan waktu antara murid dengan Rasulullah SAW.

“Metafisika Eksakta bukan sekadar doktrin. Ia adalah ‘peta ilmiah’ menuju pemahaman realitas sejati, baik yang kasat mata maupun yang gaib,” ungkapnya.

Syaikh Dr. H. Ahmad Baqi Arifin, SH., MBA., MM saat menyampaikan materinya dalam Seminar Internasional di UNPAB, Medan, Rabu (9/7/2025). (foto: Bachtiar dj)

Salah satu pemikiran monumental Syaikh Kadirun Yahya adalah penafsiran ilmiah atas peristiwa Isra’ Mi’raj. Dengan pendekatan matematika dan hukum fisika, beliau mengangkat mukjizat tersebut ke dalam bahasa Quantum Leap, lompatan energi ruhani yang bisa dijelaskan secara teoritis.

“Ini bukan pengaburan iman, justru penguatan,” tegas Syaikh Ahmad. “Karena ketika sains menemukan keterbatasannya, spiritualitas menggenapinya.”

Seminar ini menjadi ruang dialog lintas negara. Di antaranya:

1. Maulana Syekh Muhammad Yasin Attari Al-Qadri (Pakistan) menyebut tasawuf sebagai “inti ajaran Islam yang paling dekat dengan sains modern.”

2. Md Nor Alkhafiz Md Som (Malaysia) memaparkan penerapan metafisika dalam perbankan syariah dan ekonomi spiritual.

3. Ahmad Fauzi Lubis (Amerika Serikat) berbicara tentang energi ruhani dan metafisika eksakta dalam perspektif diaspora Muslim.

Dari Akuntansi hingga Nano Material: Semua Ilmu Menunjuk pada Tuhan

Seminar ini juga membuktikan bahwa pendekatan spiritual tak hanya milik ulama.
Prof. Dr. Maya Sari, SE., Ak., M.Si., CA. dari UMSU mengulas bagaimana akuntansi bisa ditarik ke ranah spiritual equity, di mana neraca tertinggi bukan laba, tetapi syukur dan keadilan.

Sementara itu, Assoc. Prof. Dr. Vivi Purwandari, M.Sc dari Universitas Sari Mutiara menghubungkan nano material dan hukum kimia dengan prinsip metafisika. “Ilmu tidak pernah netral,” katanya. “Semakin dalam kita meneliti, semakin jelas tanda-tanda kebesaran-Nya.”

Acara ditutup dengan Makan Malam Persaudaraan, dihadiri para mursyid tarekat dari Sumatera Utara dan Aceh. Dalam suasana hangat, diskusi berlanjut tentang pentingnya mengembalikan ilmu pada posisi sujudnya, bukan untuk kesombongan intelektual, tetapi sebagai jalan menuju kesadaran ilahiah.

Para narasumber dan tamu dari Pakistan berfoto bersama seusai acara Seminar Internasional di UNPAB, Medan, Rabu (9/7/2025). (foto: Bachtiar dj)

Melalui pendekatan Metafisika Eksakta, UNPAB mengingatkan dunia bahwa iman dan ilmu bukan dua kutub yang saling menafikan, tetapi dua sisi dari satu kebenaran hakiki.

Dalam era ketika sains sering kehilangan ruh, dan agama disempitkan jadi dogma, seminar ini adalah seruan untuk mengintegrasikan akal dan kalbu. Bahwa di titik terdalam pengetahuan, manusia akan menemukan bukan hanya angka dan rumus, tetapi juga Tuhan.(*)

Kontributor: Bachtiar dj 

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular