Menanggapi dinamika pembangunan Indonesia yang semakin lama kian kompleks khususnya di bidang ketahanan energi dan sumber daya alam, muncul kebutuhan akan figur pemimpin strategis yang tidak hanya menyandarkan pada orientasi pribadi dan golongan. Pemimpin tersebut seyogianya telah berpikir dan bertindak lebih panjang untuk keberlanjutan sosial dan lingkungan. Dari sekian banyak tokoh di Indonesia, sosok seorang Mayjen TNI Farid Makruf, perwira tinggi militer asal Bangkalan-Madura menawarkan perspektif unik untuk menjawab tantangan ini. Melalui rekam jejak yang mengesankan dalam dunia militer, Farid Makruf memiliki potensi untuk menjadi katalisator bagi upaya menyeimbangkan pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan, terutama di sektor energi dan pertambangan.
Rekam Jejak dan Kepemimpinan Strategis
Karier militer Farid Makruf telah membawanya pada berbagai posisi strategis. Dari jabatannya sebagai Pangdam V/Brawijaya hingga Kepala Staf Kostrad, Farid dikenal sebagai pemimpin yang mampu mengelola konflik dan menyelesaikan persoalan kompleks dengan pendekatan yang matang dan inklusif. Saat ini, posisinya sebagai Tenaga Ahli Pengkaji Bidang Sumber Kekayaan Alam di Lembaga Ketahanan Nasional RI menunjukkan keterlibatannya dalam analisis dan perumusan kebijakan strategis di tingkat nasional bersama dengan Gubernur Lemhannas Ace Hasan Syadzily.
Pengalamannya ini mencerminkan kapasitas Farid Makruf untuk memimpin inisiatif yang membutuhkan pemahaman mendalam tentang isu-isu lintas sektoral. Dengan latar belakang yang kuat di dunia militer, Farid Makruf juga memiliki kemampuan untuk menjembatani kepentingan pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta – kualitas yang esensial dalam pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Kekayaan pengalaman ini juga dilengkapi dengan anggota Satgas United Nation Mission in Sierra Leone. Pada saat beliau berpangkat Brigadir Jenderal menjadi Komandan Korem 132 Tadulako sekaligus Wakil Penanggung Jawab Operasi Madago Raya berhasil menggalang Operasi Teritorial untuk melemahkan Kelompok Teroris Ali Kalora. Pun sebelumnya, saat ia menjadi Komandan Korem 162 Wira Bhakti, Farid Makruf sukses mengatasi persoalan Mandalika dan banjir Bima yang membutuhkan sinergi banyak pihak. Sebuah perwujudan nyata kepemimpinan kolaboratif.
Tantangan Ketahanan Energi dan Pertambangan di Indonesia
Dalam tantangan besar pada sektor sumber daya khususnya pertambangan dan energi, Indonesia memerlukan tata kelola berkelanjutan atas sumber daya yang tidak menimbulkan degradasi hutan lindung, dan konflik sosial dengan masyarakat sekitar menjadi persoalan yang belum sepenuhnya teratasi. Sumber daya yang dimaksud di sini termasuk nikel, emas, dan komoditas-komoditas strategis lainnya. Regulasi pemerintah sering lebih menekankan pada keuntungan ekonomi jangka pendek, dengan mengorbankan kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Wacana pemerintah untuk membuat food estate dengan memanfaatkan 20 juta hektar lahan hutan adalah salah satu aspek yang perlu dikoreksi agar kebutuhan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional tanpa harus merusak ekosistem. Militer lebih khusus TNI tentu menjunjung tinggi Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, sehingga harus loyal terutama pada NKRI dan Panglima Tertingginya yakni Presiden RI.
Oleh karena itu, keterlibatan TNI dalam mengelola sumber daya alam dengan ikut serta mewujudkan ketahanan pangan alih-alih juga mengamankan obyek vital nasional bersama-sama dengan POLRI perlu untuk dioptimalkan. Pada lingkup yang lebih spesifik, penyeimbangan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. TNI juga secara doktrin perlu dipahamkan tentang ancaman negara tidak hanya dalam konteks tradisional, namun non-tradisional yang terkadang luput dalam pikiran: krisis air, pangan, serta perubahan iklim. Lagi-lagi, sosok seperti Farid Makruf dengan pengalaman tour of duty yang komplit serta kemampuan analitis dan kepemimpinan strategisnya memiliki peran sentral dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan.
Pada lingkup pengelolaan sumber daya, baik dari deskripsi pekerjaan sipil dan militer aspek manajemen strategi dibutuhkan oleh pemimpin yang terbiasa menghadapi tantangan kompleks seperti Farid Makruf. Isu ini tentu perlu ditinjau dari multi perspektif sebagaimana ciri khas dari Lemhannas. Sebagai perwira tinggi dan berbekal pengalamannya dalam menempuh studi secara formal hingga di level Doktoral, tentu Farid Makruf memiliki pendekatan yang stratejik di level elit pengambilan keputusan ketimbang hal-hal yang bersifat sebatas teknis.
Menyikapi hal ini, salah satu pendekatan analisis yang tidak boleh ditinggalkan adalah 3P atau people, profit, dan planet diperlukan untuk menyeimbangkan dan mengintegrasikan berbagai kepentingan yang menjadi salah satu kebutuhan terlebih terjadi relasi yang saling kontradiksi antara kebutuhan akan energi dan pertambangan dapat merusak tatanan ekosistem yang tersembunyi di berbagai titik hutan lindung. Penting untuk melihat konflik kepentingan yang sering terjadi antara pemerintah, perusahaan tambang, dan masyarakat lokal. Selain itu, kerusakan alam terjadi di berbagai titik tidak melihat apakah suatu tempat dulunya rawan bencana juga dilanda bencana seperti banjir dan longsor di kawasan kota maupun kabupaten yang berada di dataran tinggi.
Kolaborasi dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)
Salah satu langkah penting dalam mencapai keberlanjutan di sektor energi dan tambang terutama untuk menjaga terase lahan hutan yang saat ini harus terbagi-bagi dengan keberadaan program Perhutanan Sosial dengan Kawasan Hudan Dengan Pengelolaan Khusus (KHDPK) perlu melibatkan kelompok masyarakat lokal seperti Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH). LMDH memainkan peran penting dalam menjaga kelestarian hutan lindung sekaligus memastikan distribusi manfaat yang adil kepada masyarakat sekitar. Dengan mengedepankan prinsip keberlanjutan dan menghindarkan dari kepentingan perusahaan-perusahaan yang terus menggunakan berbagai cara agar dapat mengeksploitasi tambang Indonesia tanpa memikirkan dampak lingkungannya, LMDH dapat menjadi stakeholder penting dalam memoderasi serta membaca situasi dan kondisi di lapangan berkaitan dengan ekosistem yang ada.
Kepemimpinan Farid Makruf tentu dapat mendorong kolaborasi strategis antara pemerintah, sektor swasta, dan kelompok masyarakat seperti LMDH. Pendekatan berbasis community based development dapat membuat siklus sumber daya dapat terjaga aspek sosialnya dengan melibatkan masyarakat secara partisipatif, dengan tetap menitikberatkan pemuliaan lingkungan khususnya kawasan hutan. Pengalaman memimpin teritorial sebesar Jawa Timur merupakan portofolio krusial dalam memenangkan “perang strategi” dalam menjaga sumber daya alam Indonesia. Pada akhirnya, keuntungan ekonomi didapatkan tanpa mengesampingkan kesejahteraan masyarakat lokal dan kelestarian hutan yang mencerminkan prinsip people-profit-planet sebagai inti pembangunan berkelanjutan.
Farid Makruf dan Pembangunan Berkelanjutan
Keseimbangan antara pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan bersifat memuliakan alam dan menggandeng seluruh stakeholder dalam berkolaborasi adalah kunci penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Oleh karena itu, mengacu pada nilai-nilai SDG’s yang dicetuskan oleh badan dunia PBB, hanya dapat dicapai apabila regulasi pemerintah tidak hanya berorientasi pada keuntungan ekonomi. Namun juga mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan dan masyarakat. Sosok sentral diperlukan dalam mewujudkan agenda ini khususnya figur strategis yang memiliki torehan positif serta pengalaman baik dalam jabatan-jabatan militer maupun sipil.
Tantangan kompleks dari Indonesia dewasa ini dengan kebutuhan untuk ketahanan pangan, berkelindan dengan optimalisasi hasil sumber daya alam berupa tambang mineral dan energi, serta aspek sosial dan lingkungan yang terus terjaga. Pendekatan inklusif dan komitmen terhadap nilai-nilai keberlanjutan, dapat dilihat dari pengalaman kepemimpinan Mayjen TNI Farid Makruf, sejauh ini. Dalam dunia yang semakin menghadapi tekanan global, sosok seperti Farid Makruf adalah aset berharga yang dapat membantu Indonesia mencapai tujuan pembangunan yang lebih adil dan berkelanjutan. Semoga.
PROBO DARONO YAKTI
Direktur Center for National Defence and Security Studies (CNDSS)
Dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga
Eks-Juri Brawijaya Awards 2023