Wednesday, April 24, 2024
HomeSosokMengenal Chamid, Santri Yang Terpilih Sebagai Ketua Umum PW PII Jatim

Mengenal Chamid, Santri Yang Terpilih Sebagai Ketua Umum PW PII Jatim

SURABAYA – Konferensi Wilayah Pelajar Islam Indonesia (PII) Jawa Timur ke-33 telah berlangsung pada Minggu (13/11/2022) di gedung Islamic Center Surabaya. Tepat pukul 23.32 WIB belasan perwakilan Pengurus Daerah (PD) PII se- Jawa Timur mengamanatkan Chamid sebagai Ketua Umum PW PII Jawa Timur periode 2022-2024.

Chamid ternyata merupakan alumni Pondok PERSIS Bangil Pasuruan yang lahir di Blitar pada 23 Maret 1999 dan 4 bersaudara. Chamid menghabiskan masa belajarnya di TK Al-Hidayah milik Muslimat NU Blitar, lalu melanjutkan ke SDN Kamulan 01 Blitar. Menariknya jenjang sekolah menengah pertamanya, ia lanjutkan ke SMP Muhammadiyah 02 Blitar dan jenjang sekolah menengah atas ia habiskan di MA Persis 1 Bangil hingga saat ini tengah menempuh pendidikan tingkat sarjan di jurusan Pendidikan Agama Islam di STIT Muhammadiyah Bangil.

“Saya memang bercita-cita menjadi seorang pendidik karena itu mengambil jurusan pendidikan agama Islam karena dunia dakwah sepertinya merupakan DNA saya,” ujar pria penyuka sayur kangkung dan sawi itu pada cakrawarta.com, Rabu (16/11/2022).

Terpilih sebagai Ketum PW PII Jatim, Chamid menerangkan bahwa agenda yang akan dibangun dalam dua tahun ke depan dibawah kepemimpinannya adalah gerakan Jihad Literasi dengan visi besar “PII Bangun Indonesia” yang sesuai dengan arah gerak PB PII di level nasional.

“Jihad Literasi merupakan ikhtiar PII khususnya PII Jatim dalam upaya mewujudkan cita-cita izzul Islam Wal Muslimin, berkontribusi dalam bangkitnya peradaban Islam dengan memastikan terbentuknya kader-kader Muslim muda yang bijak dan intelek dengan berbasis tauhid serta akhlak,” papar pemuda penyuka voli dan catur ini.

Sebagai seorang santri, Chamid menilai dilihat dari kemajemukan Indonesia maka terdapat potensi konflik horizontal jika setiap komponen umatnya belum mampu bersikap bijaksana. Dampaknya umat dapat terpecah belah dan melemahkan kekuatan potensi persatuan dan kesatuan.

“Sejarahnya kan Umat Islam didikotomiskan jadi kaum mutihan (santri) dengan kaum abangan oleh penjajah Belanda guna pemecah kekuatan umat bahkan dengan praktik Politik Belah Bambu hingga terbaru seperti kaum modernis, kaum tradisional, kaum radikal yang seharusnya dimanfaatkan sebagai peta dakwah umat malah dimanfaatkan oleh oknum tertentu sebagai pemecah belah umat. Jihad Literasi dengan spirit kisah Nabi Muhammad dengan perintah Iqra Bismirobikal ladzi kholaq. Literasi penuh ketauhidan,” jelas Chamid.

Chamid saat ditetapkan sebagai Ketua Umum PW PII Jatim terpilih periode 2022-2024 di gedung Islamic Centre Surabaya, Minggu (13/11/2022). (foto: cakrawarta)

Sebagai alumnus santri Pondok Persis Bangil, bagi Chamid makna iqro’ lebih luas daripada tilawah sehingga tidak hanya sekedar membaca teks, namun kemampuan membaca, memahami, mengumpulkan data, memperhitungkan setiap keadaan yang ada untuk memecahkan masalah pada tingkat tertentu.

“Gerakan Literasi dimaksudkan untuk membangun tradisi intelektual baik di lingkungan internal maupun pelajar pada umumnya. Gerakan Literasi dengan lima komponen dasar yakni kegemaran membaca, menulis, berdiskusi serta kemampuan merekonstruksi ide secara lisan dan tulisan serta menjadikannya karya tulis. Karenanya, dua tahun ke depan ini kami bergerak untuk hadirkan 4 ruang utama yaitu ruang baca, ruang tulis, ruang diskusi dan ruang karya,” detail Chamid menjelaskan Jihad Literasi.

Lebih lanjut, Chamid menegaskan bahwa tema gerakan yang akan digaungkan Pelajar Islam Indonesia Jawa Timur adalah PII sebagai pemersatu Umat.

“PII sebagai pemersatu Umat, menjadi gerakan utama periode ini, sebab dengan latar belakang kader PII yang heterogen PII berkesempatan untuk menjadi pelopor pencegahan konflik horizontal di tengah Umat,” pungkas pemuda pengagum Natsir dan Bung Karno tersebut.

(bus/bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular