Saturday, April 20, 2024
HomeEkonomikaMasalahnya Bukan di Menteri Tapi Jokowi-JK

Masalahnya Bukan di Menteri Tapi Jokowi-JK

 

Ketua Umum DPP APKLI, dr. Ali Mahsun, M.Biomed
Ketua Umum Sekber Presidium Indonesia Berdaulat, dr. Ali Mahsun, M.Biomed

JAKARTA – Isu Reshuffle kabinet seolah menjadi obat mujarab untuk mengeluarkan Indonsia dari keterpurukan yang terjadi. Isu tersebut juga telah lahirkan banyak “sandal jepit” berkeliaran. Jepit sana jepit sini untuk berkuasa lewat reshuffle kabinet. Demikian dijelaskan Ketua Umum Sekber Presidium Indonesia Berdaulat, dr. Ali Mahsun,M.Biomed kepada tim cakrawarta.com di Jakarta.

Menurut Ali, permasalahan yang ada saat ini bukan terletak pada Menteri yang ada di Kabinet Kerja yang tak mampu bertugas hingga kondisi Indonesia makin terpuruk, melainkan Jokowi-JK sebagai Presiden dan Wakil Presiden yang dinilai telah gagal atau tak mampu memimpin Indonesia dalam satu tahun terakhir.

“Kasat mata Jokowi-JK tak mampu mengatasi kegaduhan politik nasional dan krisis ekonomi Indonesia yang ada. Demikian juga atas terjadinya berbagai kedaruratan tata kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, tak ada gunanya reshuffle kabinet karena saat ini Indonesia hanya butuhkan kelegowoan Jokowi-JK untuk segera mundur,” ujar Ali, Selasa (29/12) malam saat ditemui tim cakrawarta.com di Bandara Soetta.

Ketua Umum Bakornas LKMI PBHMI periode 1995 -1998 itu menambahkan, seperti pasien kencing manis, Indonesia butuh amputasi, tak butuhkan obat sakit kaki. “Reshuffle kabinet No, Jokowi-JK Mundur Yes!” imbuhnya dengan nada tegas.

Tokoh yang juga Ketua Umum DPP APKLI (Asosiasi PKL Indonesia) itu menyatakan, Presiden dan Wakil Presiden adalah pemimpin pemerintahan tertinggi dalam sistem tata negara sedangkan Menteri adalah pembantunya.

“Jangan dibolak balik. Bukan Menteri yang mengeluarkan kebijakan melepas harga BBM ke mekanisme pasar, yang akan gusur 5 juta PKL dari kawasan wisata, yang perlonggar ijin toko modern, yang tidak melindungi ekonomi bangsa hadapi MEA, yang mencabut subsidi listrik 22 juta keluarga Indonesia, juga yang pungut upeti rakyat Rp 200-300/liter BBM melainkan Rezim Jokowi-JK,” papar alumnus FK Universitas Indonesia itu.

Sehingga menurut hemat Ali Mahsun, tak ada guna lagi reshuffle kabinet karena determinasi keterpurukan Indonesia akibat ketidakmampuan Jokowi-JK, bukan ketidakmampuan para memterinya.

“Lebih-lebih saat ini Indonesia sudah tidak berdaulat lagi dan di ambang kebangkrutan. Oleh karena, jika Jokowi-JK lebih cepat mundur akan permudah selamatkan Indonesia. Reshuffle Kabinet No, Jokowi-JK Mundur Yes!” pungkas Ali.

(bti)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular