Dunia banyak berubah. Sebagian karena internet. Ia mengubah semua permainan, termasuk pendidikan. Jika tidak mereposisi ulang perannya, sekolah akan menjadi museum dan guru menjadi dinosaurus abad 21.
Pendidikan tinggi juga harus mereposisi perannya tapi reposisi universitas tidak akan sedrastis sekolah. Tradisi universitas sudah ada sebelum persekolahan diciptakan untuk mendukung Revolusi Industri di Inggris di abad 19an. Universitas tidak perlu mensyaratkan persekolahan. Syarat persekolahan untuk masuk ke universitas itu mengada-ada, hasil propaganda sekolah. Bahkan tanpa persekolahan, universitas justru akan makin baik. Persekolahan merusak tradisi belajar. Masyarakat zaman Benjamin Franklin lebih cerdas daripada masyarakat zaman Obama.
Seiring dengan Revolusi Industri itu, produksi massal mensyaratkan konsistensi produk. Standar ditemukan dan mantra mutu ditiupkan dimana “tidak sesuai standar berarti tidak bermutu”. Padahal manusia bukan barang. Paradigma mutu dalam pendidikan telah menelantarkan relevansi. Padahal mendidik manusia agar memiliki jiwa merdeka membutuhkan pendidikan yang relevan secara personal, spasial dan temporal. Pendidikan massal paksa melalui persekolahan hanya sebuah miseducation of the mass. Pendidikan tak bermakna.
Patut disesalkan jika universitas juga keranjingan mutu. Salah satu indikasinya adalah keranjingan ranking dan scopus. Universitas di Papua dibandingkan dengan Oxford. Ini hanya cara untuk merendahkan harga diri universitas kecil sekaligus melestarikan rasa rendah diri itu. Pertanyaan penting yang harus dijawab oleh Universitas di Papua dan Oxford berbeda. Tapi melalui perankingan itu keduanya diukur dengan metrik yang sama.
Saat ini kita menyaksikan lebih banyak orang lebih lama bersekolah. Lebih banyak orang bergelar akademik dengan deretan gelar makin panjang. Tapi apakah kita makin terdidik? Apakah masalah-masalah kita sebagai spesies paling maju dan sebagai komunitas bumi makin berkurang?
Ancaman kehancuran lingkungan, dan perang nuklir akibat perebutan sumber-sumber daya, serta kebangkitan Trumpism harus kita bawa ke senat akademik Oxford dan universitas kita sendiri. Apakah kita menjadi pemecah masalah atau hanya bagian dari masalah itu?
DANIEL MOHAMMAD ROSYID
Dewan Pendidikan Jawa Timur