Sunday, March 16, 2025
spot_img
HomeEkonomikaKisruh LPG 3 Kg, CBA Desak Pertamina Patra Niaga Ungkap Siapa Yang...

Kisruh LPG 3 Kg, CBA Desak Pertamina Patra Niaga Ungkap Siapa Yang Bermain

Salah satu Warung Madura di Surabaya, Jawa Timur yang tak lagi boleh menjual gas LPG 3kg dan sempat kosong. Kini seharusnya Warung ini sudah bisa menjual kembali setelah kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dicabut oleh Presiden Prabowo Subianto. (foto: Bustomi/cakrawarta)

Jakarta, – Direktur Centre Budget for Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mendesak PT Pertamina (Persero) khususnya PT Pertamina Patra Niaga untuk membuka kedok siapa pemain distribusi gas melon atau LPG 3 Kg.

Pasalnya, menurut Uchok -sapaan karibnya- pemain utama kerah putih di dalam distribusi LPG 3 kg diperkirakan menjadi biang kerok distribusi sehingga merugikan subsidi anggaran negara.

“Saya mendesak Pertamina Patra Niaga, bukalah datanya. Buka siapa pemilik agen-agen itu! Jatahnya berapa? Jadi ketahuan siapa saja jajaran pengurus perusahaan, afiliasinya dan lainnya. Kisruh ini, berawal dari hulu, jangan salah menuding pengecer, yang sebenarnya hanya untuk hidup, atau keperluan cuan recehan,” tegas Uchok Sky Khadafi, Direktur CBA membuka pernyataan persnya di Jakarta, pada Kamis (6/2/2025).

Uchok mengatakan bahwa ada sumber yang mengatakan bahwa ada penyimpangan distribusi sejak dari hulu yakni penetapan agen distribusi.

“Ada campur Senayan (baca: DPR, red.), untuk jatah-jatah agen ini, sehingga harus dibuka aja semua, siapa yang nakal sebenarnya,” tukas Uchok.

“Jadi agen itu tidak gampang bos, kalau tidak ada pelicin. Nah kalau saja, agen sudah mengeluarkan uang jago, di depan, tentu sebagai pengusaha akan cari peluang lain untuk menutupinya,” imbuh Uchok.

Menurut Uchok, para agen ini kreatif, salah satunya peluang jatah kuotanya tidak semua disalurkan ke Pangkalan, pasti ‘kencing’ di jalan, distribusi langsung ke pengecer.

“Kalau dikirim ke pangkalan kan harga sudah jelas, tidak bisa bermain. Tetapi kalau disalurkan ke pengecer, menang banyak para agen itu,” sindir Uchok.

Karena itu, menurut Uchok, sudah dari hulunya memang sudah ada permainan. Karena itu, ia meminta jangan menuding pengecer terus yang modalnya justru tak seberapa, apalagi dituding mengoplos.

“Memang harga ke tingkat pengecer tinggi sekitar Rp 22 ribu sampai Rp 25 ribu per tabung Gas Melon, sudah tak masuk akal. Hal ini terjadi karena buntut permainan di hulu, jangan pengecer gurem malah dituding,” pinta Uchok.

Karena itulah,  Uchok mendesak Aparatur Penegak Hukum segera bertindak untuk menyelidiki siapa biang kerok kerugian negara ini terutama distributor yakni Pertamina Patra Niaga. Menurutnya, aparat harus menelusuri dari proses penganggaran, penetapan para agen dan pangkalan maupun proses pelaksanaanya distribusi dan lainnya, berkaitan dengan ini segera dikumpul tuntas.

“Ini harus bergerak aparat penegak hukumnya! Jangan tunggu ramai-ramai baru jalan! Kan kelamaan. Karena semua itu, mengaku untuk rakyat, tapi rakyat mana?” ujar Uchok retoris.

Uchok juga meminta Presiden Prabowo Subianto melalui para menterinya agar segera bergerak sinergis dan kolaboratif  mengungkap kasus distribusi LPG 3kg tersebut, karena menurut CBA, pada tahun 2025 ini, pemerintah mengalokasikan subsidi gas LPG 3kg sebesar  Rp 87,6 triliun secara nasional.

“Angka tercatat lebih tinggi dibanding tahun lalu, sebesar Rp 85,6 Triliun. Dari anggaran tersebut, volume subsidi gas melon yang harus disalurkan pemerintah adalah sebesar 8,17 juta ton,” pungkasnya mengutip data dan mengungkapnya secara retoris untuk menyindir para pihak yang mencoba bermain-main dalam kisruh LPG 3kg ini.

(rils/rafel/tommy)

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular