Saturday, December 20, 2025
spot_img
HomeSosial BudayaKepala Kerbau dan 1.447 Tumpeng: Doa dari Lereng Merapi Sambut Tahun Baru...

Kepala Kerbau dan 1.447 Tumpeng: Doa dari Lereng Merapi Sambut Tahun Baru Islam

Kepala kerbau dan ribuan tumpeng menjadi penanda dalam tradisi Sedekah Gunung menyambut tahun baru Islam di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Selo, Boyolali, Kamis (26/6/2025) malam. (foto: Agus Kemplu)

BOYOLALI, CAKRAWARTA.com – Ribuan warga tumpah ruah di lereng Gunung Merapi, Kecamatan Selo, Boyolali, Kamis (26/6/2025) malam, menyambut malam 1 Suro atau Tahun Baru Islam 1447 Hijriah dengan sebuah tradisi budaya yang sarat makna, Sedekah Gunung.

Dalam balutan udara dingin dan suasana khidmat, kirab budaya dimulai dari rumah warga menuju Joglo Mandala sejauh 750 meter. Barisan ibu-ibu membawa bunga-bunga, diikuti arak-arakan kepala kerbau dan 1.447 tumpeng sebagai simbol rasa syukur kepada Sang Pencipta dan penghormatan terhadap alam.

Tradisi ini mencapai puncaknya saat Bupati Boyolali Agus Irawan secara simbolis menyerahkan kepala kerbau kepada Ketua Adat, Paiman Hadimartono, untuk selanjutnya dikirab menuju puncak Merapi dan dilarung. “Semoga kirab ini membawa berkah dan keselamatan bagi seluruh warga Selo,” ucap Agus Irawan.

Usai prosesi penyerahan, ribuan tumpeng dibagikan kepada masyarakat. Warga yang sejak sore memadati jalur kirab tampak antusias menyambut momen langka ini. Doa bersama digelar, menggema di tengah gelap malam, sebagai ungkapan harap agar masyarakat dijauhkan dari segala bencana, khususnya erupsi Merapi.

Tradisi ini bukan hanya simbol perayaan Tahun Baru Islam, tetapi juga bentuk sedekah bumi dan wujud kearifan lokal masyarakat pegunungan dalam menjaga harmoni antara manusia dan alam.

Turut hadir dalam kirab budaya ini Dandim 0724/Boyolali Letkol Inf Dhanu Anggoro Asmoro bersama jajaran Forkopimda Boyolali. Mereka menyaksikan secara langsung prosesi Sedekah Gunung yang dimulai dari Joglo Merapi hingga menuju lereng puncak.

Sedekah Gunung merupakan tradisi tahunan yang digelar tiap malam 1 Suro, yang tak hanya memperkuat jati diri budaya warga lereng Merapi, tetapi juga menjadi magnet wisata yang menggerakkan roda ekonomi lokal. UMKM Selo menggeliat, dan kehangatan kebersamaan menjadi daya tarik yang tak lekang oleh zaman.(*)

Kontributor: Agus Kemplu 

Editor: Abdel Rafi 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

- Advertisment -spot_img

Berita Terbaru

Most Popular