JAKARTA – Negeri K-Pop, Korea Selatan (Korsel) tengah dilanda wabah Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Wabah tersebut menimbulkan kepanikan dunia terutama setelah munculnya korban MERS. Akan tetapi, kondisi itu justru dinilai Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI sebagai pengingat akan berbahayanya virus tersebut.
“Kita sebenarnya harus bersyukur. Karena apa? Karena kasus di Korea Selatan ini mengingatkan kita untuk siap siaga,” ujar Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kemenkes RI, Mohamad Subuh di kantornya, Jakarta Pusat, Kamis (25/6).
Sebagaimana diketahui, selama ini wabah MERS hanya tersebar di wilayah Arab Saudi. Indonesia sendiri sudah waspada sejak penyakit ini pertama kali muncul pada 2012 silam. Pengawasan ketat dilakukan pihak Kemenkes sudah dilakukan di 13 pintu internasional yang dimiliki dan fasilitas kesehatan juga diperkuat. Berbeda dengan negara lain yang merasa wilayahnyaa jauh dari Arab dan tidak sepenuhnya waspada.
Ketidaksiagaan negara-negara lain di luar Arab Saudi justru berakibat fatal. Seperti yang terjadi di Korea Selatan baru-baru ini. Kesiagaan negara yang tidak menyeluruh bisa menyebabkan penyebaran virus secara cepat.
Subuh menambahkan, Indonesia yang sangat beresiko tertular MERS karena berhubungan cukup intensif dengan Arab Saudi, sampai sekarang tidak ditemukan catatan penularan. Padahal, tak kurang ratusan ribu Warga Negara Indonesia (WNI) berangkat umroh dan haji tiap tahun.
“Tidak ada negara sebesar Indonesia yang penduduknya itu datang ke daerah infeksi dengan waktu yang lama. Jemaah haji terbesar di dunia, umrah terbesar di dunia, tenaga kerja terbesar juga di dunia. Kita potensi tinggi terhadap penyebaran. Tapi kita selalu siap siaga” tegas Subuh (msa/bti).