Friday, March 29, 2024
HomePolitikaJelang Pemilu 2024, Generasi Milineal Diharapkan Punya Kesadaran Politik

Jelang Pemilu 2024, Generasi Milineal Diharapkan Punya Kesadaran Politik

ilustrasi. (foto: dhedez anggara/antara)
 
SURABAYA – Huru hara pesta demokrasi mulai dirasakan di Indonesia. Tahun 2023 bisa dikatakan sebagai awal masuk tahun politik, dimana sudah terlihat hampir semua partai menggempur informasi terkait capaian dan keunggulan mereka.  Beberapa nama tokoh pun mulai bermunculan seakan menjadi jagoan yang akan diusung sebagai calon orang nomor satu di Indonesia.
 
Menariknya, pada tahun 2024 nanti, sebagian besar pemilih berasal dari golongan pemuda. Tercatat, sebanyak 60% generasi milenial dan generasi Z  akan ikut berpartisipasi dalam kontestasi politik 5 tahunan itu. Hal tersebut tentu menjadi bukti konkrit bahwa pemuda adalah faktor penentu masa depan Indonesia.
 
Pengamat politik Universitas Airlangga Nuke Faridha Wardhani mengatakan bahwa pemuda harus memiliki kesadaran politik karena mereka adalah tombak kemajuan dari sebuah negara. Hal itu menurut Nuke dapat dilakukan dengan meningkatkan literasi.
 
“Generasi muda ini harus membaca berita-berita mengenai politik itu sendiri ya apalagi setahun menjelang Pemilu 2024. Nah, bagaimana mereka bisa melihat dan memahami apakah berita yang mereka dapatkan itu sumbernya jelas, apakah dari sumber yang kredibel, dan selanjutnya yang perlu dipahami adalah bisa melakukan komparasi,” ujarnya pada media ini, Jumat (27/1/2023).
Lewat proses tersebut, ucapnya, diharapkan dapat memunculkan rasa kepedulian dan kritis.  Hal itu, sambungnya, juga akan membantu dalam menganalisis dan mendapatkan suatu kesimpulan yang maksimal.
 
“Menurut saya yang paling penting ya kemampuan membaca, tidak hanya membaca tapi juga menganalisa dan mem-filter,” ucap Nuke.
 
Nuke juga berpesan kepada para pemuda untuk melakukan sosialisasi kepada lingkungan sekitar melalui gerakan nyata atau konten di sosial media. Menurutnya, masih banyak masyarakat di Indonesia yang sangat awam untuk masalah politik. Sebagian besar di antara para pemilih dinilai hanya melihat ketokohan dan mengabaikan unsur lain seperti program kerja, partai pengusung dan lain  sebagainya. Tentu hal ini sangat berpengaruh untuk masa depan Indonesia.
 
“Anak-anak muda tidak perlu membutuhkan dana yang sangat besar atau bahkan membutuhkan nama yang besar. Mulai dari gerakan selevel kampusnya  untuk memberikan sosialisasi kepada teman-teman di sekitar kampusnya atau mungkin di kelompok masyarakat di sekitarnya agar mereka juga punya kesadaran politik yang tinggi,” pungkasnya.
(mar/pkip/bti)
RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular